Termasuk Nardi ikut menangis karena sedih melihat penderitaan anak yatim piatu yang menjadi korban santunan bodong di Pandeglang.
"Pada nangis, (anak-anak) pada kelaparan, itu bukan kata orang lain, saya melihat sendiri di sini. Sampai air mata saya keluar karena gak kuat lihatnya," ungkapnya.
Di situasi yang serba sulit Nardi mencoba menenangkan mereka dan mengajak untuk membaca shalawat dengan harapan orang yang memiliki hajat diberikan kemudahan.
Karena tidak ada kejelasan, akhirnya para anak yatim piatu dipulangkan menjelang waktu maghrib.
Baca Juga:Diduga Santunan Bodong, Ribuan Anak Yatim Piatu Telantar dan Kelaparan
"Bubarnya sekitar jam 5 pada pulang. Itu juga pada enggak bawa uang, sengsara lah, saya kasihan banget," katanya.
Sementara, salah seorang warga sekitar yang enggan disebutkan namanya mengaku, tiga orang keponakannya juga ikut dikumpulkan untuk diberikan santunan. Namun santunan tersebut tak kunjung didapat.
"Kasihan para anak yatim seharian ditelantarkan tanpa dikasih makan dan minum. Bahkan tidak sedikit yang sakit karena masuk angin," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, ribuan anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan di Pandeglang, Banten, menjadi korban santunan bodong.
Ada dua orang panitia yang terlibat dalam pengumpulan anak yatim tersebut. Mereka adalah EJ warga Cigondang dan AA warga Kecamatan Panimbang.
Baca Juga:Perangkat Desa Perkosa Anak Yatim di Kuburan, Terkuak saat Mau Dilamar
Berdasarkan informasi, awalnya mereka diundang oleh panitia tersebut dan dikumpulkan di Masjid Jami'atul Iqro.