Suami Istri Miskin Besarkan 4 Anak di Rumah Bambu, Bisa Ambruk Ditiup Angin

Mereka tinggal di Kabupaten Pandeglang.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 15 Juni 2020 | 16:18 WIB
Suami Istri Miskin Besarkan 4 Anak di Rumah Bambu, Bisa Ambruk Ditiup Angin
Satu kepala keluarga di Kampung Kadu Maung, Desa Babakanlor, Kabupaten Pandeglang terpaksa harus hidup dan tinggal di rumah yang sudah tak layak huni selama belasan tahun. (Suara.com/Saefullah)

SuaraBanten.id - Satu kepala keluarga di Kampung Kadu Maung, Desa Babakanlor, Kabupaten Pandeglang terpaksa harus hidup dan tinggal di rumah yang sudah tak layak huni selama belasan tahun.

Keadaan ekonomi membuat keluarga ini tak bisa memperbaiki tempat tinggalnya yang sudah lapuk dimakan usai.

Keluarga ini ada Pasangan suami istri (Pasturi) Rohman Subhi(45) dan Aminah (44). Di rumah itu Pasturi ini membesarkan empat anaknya. Dua dari empat anaknya masih duduk di bangku SD dan SMK, sementara anak pertama dan keduanya sudah berumahtangga, terkadang masih tinggal bersama Rohman.

Kondisi rumah Rohman berukuran 5X6 meter persegi itu kondisinya sudah memprihatinkan. Beberapa bagian rumah yang terbuat dari bilik bambu dan kayu sudah terlihat rusak parah, bilik bambu sudah banyak ditempeli koran bekas untuk menutupi angin.

Baca Juga:Ahli Sebut Susu Tidak Cocok untuk Orang Miskin, Apa Maksudnya?

Di sebelah kiri rumahnya sebuah tiang yang terbuat dari bambu sebagai penahan agar rumahnya tak ambruk.

Saat dikunjungi SuaraJabar.id, pada Senin (15/6/2020) Rohman dan Aminah bercerita, jika rumah tersebut sudah hampir 15 tahun mereka tempati. Lantaran struktur bangunan rumah termasuk atap rusak, sehingga dengan mudah air hujan masuk ke dalam.

"Kurang lebih 15 tahun kurang dari pertama ngisi (belum pernah diperbaiki) paling nambah kamar," kata Aminah kepada SuaraBanten.id.

Rumah berukuran 5x6 meter persegi tersebut, terdapat ruang tamu dan tiga kamar, satu kamarnya hanya berukuran diperkirakan 1 meter yang biasa digunakan oleh Rohman beristirahat bersebelahan dengan kamar mandi dan dapur.

Jika anak-anak dan cucu-cucu kumpul, rumah tersebut diisi oleh sepuluh orang. Mereka pun harus berdesak-desakan saat tidur, apalagi saat musim hujan, kamar yang bersebelahan dengan kamar mandi tak bisa dipakai lantaran kebocoran.

Baca Juga:Dikira Dosennya Anak Orang Miskin, Ternyata Vina Amelia Anak Menteri

"Kalau lagi kumpulan semua 10 orang, (anak dan cucunya, tidurnya) di bagi, ada yang di kamar. Ada yang dipertengahan juga. Kecuali kalau lagi muslim hujan yang di belakang pindah ke sini (ke tengah) bocor kalau hujan nggak bisa diperbaiki," ujar Aminah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak