Diceritaikan, berbagai hal dialami tenaga medis di RSUB dalan penanganan pasien covid-19. Mulai dari pasien yang ingin kabur, hingga pasien yang ingin bunuh diri pernah dihadapi oleh tim medis di RSUB. Meski hal itu tidak pernah benar-benar terjadi.
"Sukacitanya sih solidaritas temen-temen jadi lebih kebentuk, jadi lebih saling nyemangatin. Pas jaga, tim itu saling back-up, saling berbagi, saling sharing, itu jadi lebih solid. Bukan itu saja, kadang ucapan terimakasih yang berkali-kali diucapkan pasien itu kayak rasa syukur kita. Itu jadi satu penghargaan berlebih, itu udah bikin kita bahagia," tuturnya.
"Ada yang lucu kemarin. Ada pasien yang sudah mengalami penurunan kesadaran, pasien wanita dari Pandeglang. Jadi tiap kita mau pasang alat ke tubuhnya, itu pasien teriak 'Woy ngopi-ngopi'. Hingga itu jadi becandaan saja dengan si pasiennya. Kita pun kerap ketawa-ketawa sama pasiennya. Itu seolah jadi hiburan aja," imbuhnya.
Meski pascalebaran sudah terjadi penurunan pasien Covid-19 yang dirujuk ke RSUB, namun Ovi menegaskan jika hal itu bukan jaminan wabah covid-19 bakal segera berakhir. Ovi pun mengaku pasrah dan siap dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kelak.
Baca Juga:Dokter Heru Wafat karena Corona, Tinggalkan Istri Hamil yang Juga Terpapar
"Sekarang lebih santai, pascalebaran. Karena pasiennya agak turun. Sehari itu aku nanganin paling satu sampai lima pasien. Kalau dulu itu, bisa sekitar 10 sampai 15 pasien. Tapi aku nggak berharap banyak juga, nggak bisa memastikan ini akan berakhir cepet. Dan kita pun mau nggak mau ya harus siap. Kita akan berjuang terus semampu kita sampai wabah ini selesai," katanya.
Kontributor : Sofyan Hadi