SuaraBanten.id - Desakan warga Banten untuk memberlakukan lockdown di wilayah provinsi paling barat Pulau Jawa tersebut terus disuarakan kepada Gubernur Wahidin Halim.
Namun, hingga saat ini orang nomor satu di Banten tersebut mengaku masih membahasnya bersama pimpinan wilayah setempat, karena keputusan tersebut cukup sulit diterapkan.
“Pemerintah Provinsi Banten sedang membahas masalah lockdown yang bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan Virus Corona (Covid 19). Gubernur membahas masalah lockdown bersama Kapolda Banten dan Danrem 064 Maulana Yusuf,” katanya seperti dilansir Bantennews.co.id-jaringan Suara.com pada Selasa (31/3/2020).
Wahidin menyatakan, lockdown tidak sesederhana yang dibayangkan, karena tidak hanya sekadar menutup pintu pun menolak orang yang datang dari luar. Kendala tersebut, dijelaskan Wahidin, karena Provinsi Banten sudah terintegrasi dengan Jakarta.
Baca Juga:Bantu Cegah Wabah Covid, Fraksi PKS Banten Rela Gajinya Dipotong 75 Persen
“Jadi, Banten-Jakarta itu daerah yang sudah menjadi kawasan yang terintegrasi. Sehingga kita susah untuk memantau pergerakan. Termasuk kulturnya, tradisinya dan kebiasaannya. Kami sedang cari formulasi. Format bagaimana berhadapan dengan tuntutan dan permintaan masyarakat."
Lantaran itu, Wahidin mengaku mesti hati-hati dengan menimbang aspek sosial, politik dan ekonomi. Tentunya jangan sampai menambah pengangguran baru. Kalau mereka menganggur, apa yang mau mereka makan.
“Tiap hari, bayangkan! Orang-orang dari Tangerang, Cilegon dan wilayah Banten lainnya sehari-hari berbondong-bondong dengan mobilitas tinggi ke Jakarta,” ujarnya.
Wahidin melanjutkan, saat ini Pemprov Banten menunggu DKI Jakarta memberlakukan lockdown, menutup pintu bagi warga Banten. Meski begitu, Pemprov Banten juga harus menyiapkan diri secara ekonomi supaya tidak punya ketergantungan. Karena dari segi pekerjaan, ketergantungan Banten kepada Jakarta tinggi.
“Posisi Banten juga sama dengan Jawa Tengah. Soal pulang mudik, setiap hari orang Banten pulang mudik. Tidak hanya dari transportasi bus dan kereta api, mereka juga menggunakan motor, lewat jalan-jalan dan gang kecil. Ini tidak bisa dibendung,” jelasnya.
Baca Juga:Gubernur se-Jawa Kompak Larang Mudik saat Wabah Corona, Minus Banten
Wahidin juga mengungkapkan, banyaknya ODP di Banten karena banyak orang Jakarta atau orang Banten yang tinggal di Jakarta pulang kembali ke Banten.
“Demikian juga dari data pasien positif yang saya temukan juga kalau berobat ke Jakarta. Begitu juga sebaliknya, Mungkin penuh, mereka bergeser ke rumah sakit-rumah sakit di Tangerang atau yang ada di Banten."