Lahan Pertanian Sekitar Bandara Soekarno - Hatta Terus Menyusut Tiap Tahun

Berkurangnya lahan produktif di sekitar lahan bandara internasional tersebut, terjadi lantaran kerap dijadikan pemukiman penduduk.

Chandra Iswinarno
Senin, 15 April 2019 | 02:00 WIB
Lahan Pertanian Sekitar Bandara Soekarno - Hatta Terus Menyusut Tiap Tahun
Lahan Produktif Sekitar Bandara Soekarno-Hatta. [Antara]

SuaraBanten.id - Lahan produktif di Kabupaten Tangerang terus berkurang, terutama di kawasan sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yakni kawasan Kecamatan Sepatan, Pakuhaji, Sepatan Timur dan Sukadiri.

Berkurangnya lahan produktif di sekitar lahan bandara internasional tersebut, terjadi lantaran kerap dijadikan pemukiman penduduk.

"Kita tidak dapat melarang warga pemilik tanah untuk menjual kepada pengembang perumahan karena merupakan hak mereka," kata Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar dilansir Antara di Tangerang, Minggu (14/4/2019).

Ahmed mengatakan berkurangnya lahan produktif itu merupakan konsekuensi logis pertumbuhan penduduk yang membutuhkan rumah, maka akhirnya areal persawahan ditimbun sebagai pemukiman.

Baca Juga:Kementan Dorong Pemda Keluarkan Regulasi Perlindungan Lahan Pertanian

Sejak tahun 2017 hingga tahun 2018, areal persawahan produktif menyusut 177 hektare yang semula seluas 5.724 hektar. Penyusutan lahan yang terbanyak berkurang berada di Kecamatan Pakuhaji dan Kecamatan Sepatan Timur, karena memang berdekatan dengan bandara dan Kota Tangerang.

Padahal, sebagian lahan persawahan itu mengunakan saluran irigasi teknis yang panen padi dapat dua kali dalam setahun menghasilkan 6,7 ton hingga 7,2 ton gabah kering pungkut (GKP).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Aziz Gunawan mengatakan menetapkan sembilan kecamatan di kawasan pesisir sebagai lumbung pangan dengan mempertahankan areal pertanian produktif menghasilkan 448.201 ton padi.

Sedangkan lumbung pangan itu terdapat di Kecamatan Sukadiri, Sukamulya, Kronjo, Pakuhaji, Mauk, Rajeg, Mekarbaru, Gunung Kaler dan Kemiri.

Namun Lahan persawahan produktif yang tersedia itu seluas 74.910 hektare untuk panen dua kali dalam setahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang pada tahun 2018 bahwa produktivitas padi sebesar 59,8 kwintal tiap hektare.

Baca Juga:Gunakan aplikasi SIAP, 1.500 Ha Lahan Pertanian Telah Terdaftar Asuransi

Upaya yang dilakukan dengan memperbaiki saluran irigasi, pemberian subsidi pupuk, permodalan, pemasaran serta menyiapkan peralatan traktor tangan.

Bahkan, lumbung pangan itu tidak dapat dialihfungsikan dan dijadikan sebagai lahan abadi pertanian sehingga ketahanan pangan lokal dapat terjaga dengan baik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini