- Program MBG akan lonjakkan kebutuhan susu. Kemasan aseptik jadi kunci distribusi ke pelosok RI.
 - Setelah 50 tahun impor, RI kini mandiri kemasan aseptik berkat LamiPak Indonesia untuk dukung program MBG.
 - Kemasan aseptik tak hanya jaga kualitas susu, tapi juga dorong ekonomi & edukasi daur ulang.
 
SuaraBanten.id - Di tengah bergulirnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi, susu menjadi salah satu asupa yang mendorong kebiasaan lebih sehat bagi generasi muda.
Sayangnya tingkat konsumsi susu di Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lainnya di ASEAN. Rata-rata konsumsi susu per kabpita di Indonesia kini baru mencapai 16,3 kilogram per tahun jauh di bawah Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina yang mencapai 50-100 persen lebih tinggi.
Melalui program Makan Bergizi Gratis, pemerintah berupaya meningkatkan konsumsi susu di Indonesia. Sementara, LamiPak Indonesia selaku industri kemasan aseptik berkomitmen menyiapkan kemasan yang mampu digunakan untuk mendistribusikan susu hingga ke pelosok.
Rendahnya konsumsi susu menunjukkan perlunya meningkatkan kesadaran gizi serta memperluas akses masyarakat terhadap produk bergizi. Dari sekitar 4,4 juta ton saat ini, konsumsi susu nasional diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5,5 juta ton pada tahun 2030.
Bahkan, dengan adanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah, kebutuhan susu dapat mencapai hingga 8,9 juta ton. Lonjakan kebutuhan ini menandakan peluang besar sekaligus tantangan dalam menjaga pasokan, kualitas, dan distribusi susu di seluruh wilayah Indonesia.
Karenanya, kemasan aseptik berperan penting dalam menjaga kualitas dan keamanan produk susu, memungkinkan distribusi yang lebih luas dan efisien. Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan distribusi ke wilayah terpencil yang memiliki keterbatasan infrastruktur.
"Sebagai salah satu pelaku utama di industri kemasan aseptik Indonesia, LamiPak berkomitmen untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis melalui penyediaan kemasan yang aman, berkualitas tinggi, dan diproduksi di dalam negeri untuk produk susu maupun minuman bergizi lainnya," ujar Anton Hui, Managing Director, LamiPak Indonesia.
"Kami percaya bahwa inovasi kemasan tidak hanya berperan dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan produk, tetapi juga dalam mendorong peningkatan gizi dan ketahanan pangan nasional." Tambah Anton Hui.
Produk dengan kemasan konvensional umumnya hanya bertahan 2–3 minggu, sedangkan produk dalam kemasan aseptik dapat disimpan hingga satu tahun tanpa memerlukan pendinginan.
Baca Juga: Viral MBG Ditolak! Wali Murid SD 'Anak Pajero' Serang Protes: Kenapa Harus Sekolah Kami?
Hal ini menjadikan kemasan aseptik sangat ideal untuk menjaga kualitas dan keamanan nutrisi susu, sekaligus memastikan produk bergizi dapat menjangkau masyarakat di seluruh pelosok negeri.
"Memang kemasan aseptik sangat cocok untuk kemasan susu di program MBG karena Indonesia adalah negara kepulauan, dimana kemasan aseptik dapat menyimpan susu selama 6–12 bulan, sehingga jauh lebih baik dibandingkan kemasan lainnya," kata Direktur Eksekutif Indonesian Packaging Federation (IPF), Henky Wibawa.
"Selain itu, pemanfaatan limbah kemasan aseptik kini banyak diolah menjadi barang yang bermanfaat, seperti furnitur," imbuhnya.
Sementara itu, Dewan Pakar Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Epi Taufik menilai bahwa Program MBG memiliki multiplier effect positif bagi perekonomian nasional.
"Program ini bukan hanya sarana peningkatan gizi, tetapi juga wadah edukasi bagi masyarakat dalam mengelola limbah, mulai dari memilah, mendaur ulang, hingga memanfaatkan kembali kemasan susu menjadi produk bernilai guna," paparnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Perniagaan dan Ekonomi Digital, Ali Murtopo mengungkapkan potensi sektor kemasan aseptik Indonesia sangat besar, didorong oleh pertumbuhan industri makanan dan minuman, gaya hidup kelas menengah yang kian praktis, serta tren kemasan sehat dan ramah lingkungan.
Berita Terkait
- 
            
              Viral MBG Ditolak! Wali Murid SD 'Anak Pajero' Serang Protes: Kenapa Harus Sekolah Kami?
 - 
            
              Disdikbud Kota Serang Sebut Siswa Berhak Tolak Menu MBG Tidak Layak
 - 
            
              Inovasi Baja Modular Krakatau Steel Jadi Solusi Cepat Bangun 6.000 Dapur MBG
 - 
            
              Dukung Program Makan Bergizi Gratis, LamiPak Genjot Produksi 21 Miliar Kemasan
 - 
            
              4 Kabupaten di Banten Ditarget Pasok Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Gebrakan Andra Soni! 23 Pejabat Eselon II Banten Dilantik, Siapa Saja yang Tergeser?
 - 
            
              Konsumsi Susu Indonesia Masih Tertinggal, Kemasan Aseptik Jadi Kunci Distribusi MBG Hingga Pelosok
 - 
            
              Laba Rp41,2 Triliun dan Aset Tembus Rp2.100 Triliun, BRI Mantap Lanjutkan Strategi Buyback Saham
 - 
            
              Viral, Pegawai Puskesmas di Kota Serang Asyik Senam saat Pasien Antri Pelayanan
 - 
            
              Lantik 269 Pejabat Baru, Wali Kota Serang Minta ASN Rajin Turun ke Masyarakat