Hairul Alwan
Jum'at, 01 Agustus 2025 | 16:50 WIB
Menteri Koordinator Bidan Perekonomian, Airlangga Hartarto di PT Lami Packaging Indonesia

SuaraBanten.id - PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak Indonesia) secara resmi menyatakan kesiapannya untuk menjadi pemasok utama kemasan bagi program strategis pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kesiapan ini ditandai dengan peresmian investasi tahap kedua yang melambungkan kapasitas produksi pabrik mereka di Cikande, Serang, menjadi 21 miliar kemasan per tahun, sebuah langkah strategis untuk memastikan kelancaran distribusi produk bergizi seperti susu ke jutaan anak di Indonesia.

Langkah ekspansi besar-besaran ini diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Peresmian ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah sinyal kuat bahwa industri dalam negeri siap mendukung penuh program prioritas nasional dengan mengakhiri ketergantungan pada produk impor.

Country Managing Director LamiPak Indonesia, Anton Hui, menegaskan skala dan kesiapan fasilitas produksi mereka.

Pabrik kemasan aseptik ini dibangun di atas lahan seluas 16,2 hektare dengan luas bangunan lebih dari 55 ribu meter persegi.

Terletak di Cikande, Kab. Serang, pabrik ini akan dilengkapi dengan mesin berkelas dunia yang sejalan dengan standar Industri 4.0 sehingga menjadikannya pabrik yang paling canggih yang pernah dibangun oleh LamiPak.

"Kini LamiPak Indonesia telah mampu memproduksi kemasan aseptik sebanyak 21 miliar kemasan per tahun," katanya kepada awak media, Jumat 1 Agustus 2025.

Ia juga menyebut kapasitas produksi masif ini menjadi krusial. Program MBG, yang salah satu fokusnya adalah pembagian susu, menuntut ketersediaan kemasan yang tidak hanya banyak, tetapi juga mampu menjaga kualitas produk dalam waktu lama tanpa perlu sistem rantai dingin yang rumit dan mahal.

Baca Juga: Berkat BRI, Katering Pemasok Program MBG di Tenggarong Bisa Buka Lapangan Kerja

"Di sinilah teknologi kemasan aseptik LamiPak memainkan peran vital. Teknologi ini memungkinkan produk seperti susu UHT tetap steril, higienis, dan terjaga nutrisinya dalam suhu ruang, sehingga mempermudah proses distribusi ke seluruh pelosok negeri," ungkapnya.

Selama lebih dari 50 tahun, Indonesia mengimpor kemasan jenis ini. Kehadiran pabrik LamiPak dengan status sebagai produsen kemasan aseptik end-to-end pertama di Indonesia menjadi sebuah terobosan.

"Dukungan LamiPak tidak hanya berhenti pada kapasitas produksi. Perusahaan juga mengedepankan aspek keberlanjutan yang sejalan dengan isu lingkungan," papar Anton Hui.

Mereka mengembangkan teknologi Lamipure yang bebas aluminium foil dan memproduksi sedotan kertas. Inovasi ini diklaim mampu mengurangi jejak karbon hingga 28 persen.

Sebuah nilai tambah penting mengingat skala besar program MBG yang berpotensi menghasilkan volume sampah kemasan yang signifikan.

Dengan demikian, LamiPak tidak hanya menawarkan solusi pengemasan, tetapi juga solusi yang lebih ramah lingkungan untuk masa depan Indonesia.

Load More