Hairul Alwan
Selasa, 14 Oktober 2025 | 14:57 WIB
Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria (Instagram/sman_1cimarga)
Baca 10 detik
  • Tak terima anaknya ditampar, orang tua siswa SMAN 1 Cimarga akan lapor polisi.
  • Kasus ini memicu mogok sekolah 630 siswa SMAN 1 Cimarga dan tuntutan agar kepala sekolah dilengserkan.
  • Kepala SMAN 1 Cimarga membantah menampar keras, sebut hanya memukul pelan karena siswa tidak jujur.

Aksi mogok sekolah yang melumpuhkan SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten pada Senin 13 Oktober 2025 lalu dipicu oleh pengakuan seorang siswa kelas XII, Indra Lutfiana Putra (17). Ia mengaku mendapat kekerasan fisik dan verbal dari Kepala Sekolah, Dini Fitria, setelah kepergok merokok di lingkungan sekolah.

Kesaksian siswa SMAN 1 Cimarga inilah yang menyulut solidaritas 630 siswa lainnya untuk serempak absen dari 19 kelas, menuntut keadilan atas insiden yang terjadi pada Jumat 10 Oktober 2025 lalu saat kegiatan Jumat Bersih.

Menurut pengakuan Indra, ia ditegur saat sedang merokok di sebuah warung di lingkungan sekolah. Mengetahui kehadiran kepala sekolah, ia panik dan langsung membuang rokoknya.

"Saya kaget waktu ketemu kepsek, rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama kepsek. Enggak ketemu (puntung rokoknya), lalu kepsek bilang saya bohong," kata Indra, Senin 13 Oktober 2025.

Indra menuturkan, tudingan berbohong itulah yang membuat kepala sekolah naik pitam hingga melakukan kekerasan fisik dan melontarkan kata-kata kasar.

"Terus beliau marah, nendang saya dipunggung, terus nampol saya di pipi kanan. Kepsek juga bilag goblok, anjing, terus nyuruh saya nyari lagi rokoknya, padahal udah enggak ada," ujarnya.

Ia menambahkan, perlakuan kasar tersebut berlanjut saat ia digiring ke ruang guru dan dimarahi di hadapan para guru lainnya.

Versi Berbeda dari Kepala Sekolah

Di sisi lain, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, tidak menampik adanya kontak fisik. Namun, ia membantah telah melakukan kekerasan keras seperti yang dituduhkan.

Baca Juga: Alasan di Balik Aksi Mogok Sekolah Terungkap, Keterangan Kepala SMAN 1 Cimarga dan Siswa Beda Versi

Menurutnya, tindakan itu murni spontanitas karena emosi sesaat melihat siswanya tidak jujur dan mencoba melarikan diri.

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahka sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan tidak ada pemukulan keras," kata Dini.

Dini juga memberikan klarifikasi mengenai tuduhan menendang. "Saya tidak menendang, hanya menepuk bagian punggung. Itu pun karena emosi spontan, tidak ada luka atau bekas apa pun," sambungnya.

Ia berjanji akan menjadikan insiden ini sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki cara komunikasi dan pembentukan karakter siswa ke depan.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," tandasnya.

Kontributor : Yandi Sofyan

Load More