Andi Ahmad S
Senin, 06 Oktober 2025 | 15:51 WIB
Ilustrasi limbah cemari Rawa Buntu Tangsel (pexels.com/@yogendras31)
Baca 10 detik
  • Kali Rawa Buntu Tangerang Selatan berubah merah pekat, diduga kuat limbah pewarna industri, memicu keresahan warga.

  • DLH Tangsel kesulitan melacak sumber pencemaran, menduga kuat dari pewarna makanan, dan akan menindak tegas pelaku.

  • Kasus "kali merah" ini berulang, pernah juga hitam pekat, tapi warga menyebut kali tersebut saat ini tidak berbau.

SuaraBanten.id - Lingkungan Kota Tangerang Selatan kembali tercoreng oleh dugaan pencemaran serius. Aliran kali di Jalan Artowijaya, Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, secara mengejutkan berubah warna menjadi merah pekat, memicu keresahan warga dan desakan investigasi.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan kini tengah bergerak cepat untuk menelusuri sumber pencemaran yang diduga berasal dari limbah industri.

Kepala Pengendalian Pencemaran dan Pengawasan Lingkungan (PPKL) DLH Kota Tangsel, Carsono, menyatakan bahwa timnya sedang melakukan penelusuran bersama kewilayahan untuk mengidentifikasi sumber masalah ini.

"Lagi kita telusuri bersama kewilayahan. Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda perubahan warna air," kata Carsono, Senin 6 Oktober 2025.

Carsono menambahkan bahwa tim pengendalian pencemaran dan pengawasan lingkungan Kota Tangsel tengah berkoordinasi erat dengan pihak kewilayahan, termasuk lurah dan RT/RW setempat. Sayangnya, hingga kini,

"Sampai hari ini kewilayahan pun nggak mendeteksi (sumber pencemaran) itu. Kita sudah gabung juga dengan teman-teman kewilayahan," ujarnya, menunjukkan kesulitan dalam melacak jejak limbah.

Berdasarkan hasil penelusuran awal di bantaran kali Rawa Buntu, DLH belum berhasil menemukan sumber utama pencemaran.

Namun, Carsono menduga kuat bahwa pencemaran aliran kali ini diakibatkan oleh limbah pewarna yang berasal dari industri.

"Ada dua kemungkinan. Jadi dari pewarna makanan sama pewarna pakaian," jelasnya.

Baca Juga: Momen Horor Pernikahan di Tangsel: Mobil Klasik Pembawa Pengantin Tiba-tiba Jadi Abu

Kendati demikian, ia meragukan kemungkinan pewarna pakaian sebagai penyebab utama.

"Cuma kalau pewarna pakaian di Tangsel tidak ada industri tekstil. Nah itu makanya saya ragu kalau terkait dengan pewarna pakaian," ungkapnya.

Peristiwa "kali merah" ini bukanlah kejadian yang pertama kali menimpa wilayah Serpong. Lurah Ciater, Rosidi, membenarkan bahwa ini adalah insiden kedua.

"Ini kan udah dua kali ini nih," kata Rosidi, menggambarkan pola pencemaran yang berulang.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan RT/RW di wilayah kerjanya dan berjanji akan memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan begitu sumber pencemaran teridentifikasi.

Ali, salah seorang warga sekitar, juga mengamini bahwa perubahan warna air kali terjadi pada Sabtu sore hingga petang kemarin. Ia bahkan menambahkan bahwa sebelumnya juga pernah berwarna hitam pekat.

Load More