Andi Ahmad S
Kamis, 21 Agustus 2025 | 18:30 WIB
Peliputan sidak lingkungan di PT Genesis Regeneration Smelting (GRS), Jawilan, Serang, pada Kamis (21/8/2025), berakhir menjadi adegan horor yang tak terbayangkan. [Yandi Sofyan/ SuaraBanten]

SuaraBanten.id - Peliputan sidak lingkungan di PT Genesis Regeneration Smelting (GRS), Jawilan, Serang, pada Kamis (21/8/2025), berakhir menjadi adegan horor yang tak terbayangkan.

Sejumlah wartawan dan staf Humas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dijebak dan dikeroyok secara brutal oleh gerombolan yang diduga kuat terdiri dari oknum sekuriti, ormas, hingga oknum aparat Brimob.

Insiden ini lebih dari sekadar pengeroyokan; ia adalah sebuah penyergapan terencana yang diwarnai ancaman senjata tajam, penyanderaan, hingga aksi heroik seorang pejabat tinggi negara yang terpaksa adu jotos di lokasi.

Intimidasi sudah terasa sejak awal. Hendi, wartawan Jawa Pos TV, menuturkan bagaimana rombongan media sejak awal sudah dihalang halangi untuk mengambil gambar oleh sekuriti dan oknum Brimob yang berjaga.

"Itu pas awal liputan aja udah dihalang-halangi, teman dari Detikcom sempat motret eh mau diambil handphonenya sama security dan Brimob yang di situ," kata Hendi.

Namun, teror sesungguhnya dimulai setelah sidak selesai. Saat rombongan wartawan hendak pulang, mereka dijebak.

"Mau pulang, dipanggil sama salah seorang anggota Brimob disuruh menghadap HRD, tapi kita menolak karena takut dikunci di dalam," ungkap Hendi, mengendus gelagat buruk.

Penolakan itu menjadi pemicu serangan. "Pas kita naek motor mau nyalain motor, itu Brimob teriak sambil ngehalangin motor kita, terus oknum ormas yang duduk di warung sebrang pabrik itu nyerang sambil teriak 'matiin..matiin'," terangnya, melukiskan detik-detik dimulainya penyergapan.

Situasi berubah menjadi ajang perburuan. Hendi dan seorang rekannya dari SCTV berhasil kabur, berlari sejauh 3 kilometer dikejar para pelaku. Namun, tidak semua seberuntung itu. Seorang staf Humas KLH dan wartawan dari Tribun menjadi bulan-bulanan amuk massa.

Baca Juga: Kronologi Pengeroyokan 8 Jurnalis di Pabrik Limbah Serang, AJI Desak Polisi Usut Tuntas

"Saya sempat menyelamatkan diri, tapi humas LH abis dipukulin sampai diinjek-injek. Dan kawan kita anak Tribun juga abis dipukulin, mereka ga sempat kabur karena keburu dihajar terus tersungkur ke tanah," tutur Hendi dengan nada ngeri.

Tangkapan Layar detik-detik Pukulan dan tendangan yang mendarat di tubuh wartawan serta staf Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jawilan [ist]

"Saya lihat itu orang Humas LH udah berdarah, tapi saya ga bisa apa-apa, karena pas coba kabur saya juga sempat disandera sama ormas." sambungnya.

Iqbal, wartawan Detikcom, menyaksikan langsung betapa brutalnya serangan itu. Ia melihat salah satu pelaku bahkan mengacungkan golok.

"Eh tiba-tiba ada oknum ormas nyerang dari arah warung, itu ada yang ngacungin golok. Saya udah pasrah," ucap Iqbal.

"Itu saya lihat anak Tribun dipukul pakai helm, terus jatuh langsung dipukulin. Yang parah Humas KLH itu udah tersungkur sampai diinjek-injek." sambungnya lagi.

Di tengah keputusasaan, sebuah pemandangan sureal terjadi. Rombongan pejabat KLHK yang sudah meninggalkan lokasi, kembali. Melihat salah satu jurnalis disandera, Deputi Bidang Penegakan Hukum KLH, Rizal Irawan, tak tinggal diam.

Load More