Muhammad Yunus
Rabu, 06 Agustus 2025 | 17:42 WIB
Masyarakat Badui melaksanakan acara seba dengan mengunjungi kepala daerah untuk mengungkapkan rasa syukur atas pertanian ladang menghasilkan produksi pangan dan peningkatan ekonomi [Suara.com/ANTARA]

SuaraBanten.id - Masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten sejak dua pekan terakhir menggarap ladang pertanian untuk mendukung program swasembada pangan.

"Kita membuka ladang pertanian itu di lahan darat untuk ditanami padi huma dan palawija serta hortikultura," kata Tetua Adat Suku Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Oom di Lebak, Rabu 6 Agustus 2025.

Ladang pertanian masyarakat Badui dilakukan satu kali tanam dalam setahun sesuai aturan adat untuk memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi.

Selama ini, ladang pertanian masyarakat Badui bercocok tanam dengan sistem tumpang sari dari padi huma sebagai tanaman wajib untuk dijadikan cadangan pangan.

Penanaman padi huma bisa menghasilkan panen selama enam bulan setelah tanam dan gabah padi huma nantinya diikat serta dijemur agar gabah tersebut kering.

Setelah gabah padi huma kering disimpan di rumah pangan atau "leuit" untuk cadangan pangan keluarga, sehingga masyarakat Badui hingga kini belum mengalami kerawanan pangan maupun krisis pangan.

Bahkan, gabah padi huma yang dimasukkan ke dalam "leuit" itu ada yang tersimpan puluhan tahun.

Masyarakat adat Suku Badui itu terkadang gabah padi huma digunakan untuk perkawinan dan sunatan maupun meninggal dunia.

"Saya kira masyarakat Badui itu sudah mewujudkan swasembada pangan dengan pertanian ladang padi huma itu," kata Jaro Oom.

Baca Juga: Krakatau Steel Group Dukung Ketahanan Pangan Pesantren di Cilegon

Menurut dia, masyarakat Badui juga mengembangkan pertanian palawija dan hortikultura, seperti jagung, kacang tanah, pisang,sayuran, kencur, jahe serta tanaman keras diantaranya albasia.

Pertanian palawija dan hortikultura itu dijadikan sumber pendapatan ekonomi warga Badui mulai bulanan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun hingga lima tahun.

Luas lahan ladang pertanian masyarakat Badui itu kebanyakan 1,5 hektare dan mereka menanam di lahan kawasan adat juga di luar kawasan adat, seperti lahan milik perorangan, menyewa lahan orang lain juga menyewa lahan Perkebunan dan Kehutanan milik BUMN.

"Kami minta masyarakat Badui berpenduduk 14.500 kepala keluarga mendukung program swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata Jaro Oom.

Sementara itu, sejumlah masyarakat Badui mengaku bahwa saat ini memasuki kalender adat untuk bercocok tanam dengan membuka kawasan hutan di perbukitan untuk dijadikan ladang pertanian.

Apabila, masyarakat Badui bercocok tanam padi huma pada awal September 2025 dan akan panen enam bulan ke depan yakni Februari 2026.

Load More