Penghancuran pohon tersebut menimbulkan kemarahan dari pemilik pohon. Ia kemudian mengadukan peristiwa tersebut kepada pemerintah Belanda dengan tuduhan bahwa Ki Wasyid telah melakukan kerusakan dan merugikannya sebagai pemilik karena dari pohon tersebut ia memperoleh penghasilan.
Atas dakwaan-dakwaan tersebut akhirnya Ki Wasyid ditangkap dan diadili di pengadilan kolonial pada 18 November 1887. Ki Wasyid divonis dengan hukum cambuk dan dipenjarakan, serta dikenakan denda sebesar 7,50 gulden.
Kisah Geger Cilegon
Geger Cilegon merupakan peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Banten terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang terjadi pada tanggal 9 Juli 1888. Peranan Ki Wasyid merupakan figur sentral dalam memimpin pasukan.
Gerakan Geger Cilegon tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara, terutama ke Eropa.
Para Jawara dan umaro yang bersedia ikut berjihad melawan penjajah. Pemberontakan itu dilatarbelakangi oleh kesewenang-wenangan Belanda setelah peralihan terhadap kependudukan Belanda di Banten.
Saat itu, Pemerintah kolonial memberlakukan peraturan sewa tanah yang berimbas pada peraturan perpajakan. Pemungutan pajak tersebut mengakibatkan langkanya uang dan rendahnya harga hasil pertanian.
Kebencian masyarakat makin memuncak saat masyarakat tertekan dengan dua musibah yakni dampak meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda (23 Agustus 1883) yang menimbulkan gelombang laut yang menghancurkan Anyer, Merak, Caringin, Sirih, Pasauran, Tajur, dan Carita. Selain itu musibah kelaparan, penyakit sampar (pes), penyakit binatang ternak (kuku kerbau) membuat penderitaan rakyat menjadi-jadi.
Di tengah kemelut ini, kebijakan pemerintah Belanda yang mengharuskan masyarakat membunuh kerbau karena takut tertular penyakit membuat warga makin terpukul.
Baca Juga: Sejarah Geger Cilegon, Serangan Fajar Petani Banten Jihad Usir Belanda
Belum lagi, penghinaan Belanda terhadap aktivitas keagamaan menambah rentetan alasan dilakukan perlawanan bersenjata. Di lain pihak, tekanan hidup yang makin terdesak membuat warga banyak lari ke klenik.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis oleh BPCB Banten, atas tindakan Belanda saat itu beberapa kaum aristokrat dan elite agama merasa kedudukannya terancam oleh pemerintah kolonial.
Tersisihnya mereka di bidang politik, menyebabkan mereka mudah terpengaruh untuk melancarkan aksi pemberontakan sebagai ajang penyaluran rasa ketidakpuasan mereka.
Selain itu, pemberontakan tersebut diperkuat oleh kebencian religius mereka terhadap kekuasaan para pejabat di pemerintahan kolonial yang notabene non muslim.
Dikutip dari jurnal Pendidikan Islam "Kepemimpinan Kiai Wasyid dalam memimpin pemberontakan geger Cilegon 1888" yang disusun oleh Ahmad Sofan Ansor dan Muttahidah yang merupakan Dosen Prodi Manajemen Informatika Politeknik PGRI Banten, Awal tahun 1888 M, Ki Wasyid mengadakan pendekatan kepada semua pihak yang telah menjawab seruannya untuk berjihad melawan kolonial Belanda.
Jawara dan umaro yang bersedia ikut berjihad, mulai mengadakan kontak-kontak melalui kurir. Pertemuan mulai diadakan baik dari Banten Utara dan Banten Selatan.
Berita Terkait
-
Sejarah Geger Cilegon, Serangan Fajar Petani Banten Jihad Usir Belanda
-
Sejarah PT Krakatau Steel yang Diinisiasi Soekarno, Pembangunannya Sempat Mangkrak
-
Ikut Bursa Pencalonan Ketua, Rahmatullah Komitmen Pertahankan PAN Jadi Pemenang Pemilu
-
Nyalon Ketua, Dede Rohana Putra Usung Kepemimpinan Terbuka dan Kolaboratif
-
10 Keder Terbaik Berebut Kursi Ketua DPD PAN Cilegon, Ada Dede Rohana Hingga Masduki
Terpopuler
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- Andalan Gelandang Timnas Jerman Alternatif Bela Timnas Indonesia untuk Ronde 4, Cetak 3 Gol
- 43 Kode Redeem FF Terbaru 5 Agustus: Ada Bundle Akatsuki, Skin Naga, dan Token Itachi
- Tanpa Rumor Apapun, Thom Haye Justru Gabung Tim Asal Jawa Tengah
Pilihan
-
Baru Trailer, Film Kartun Merah Putih One For All Diserbu Kritik: Kesannya Menuhi LPJ Aja!
-
Nyala di Tribun! Nama dan Kisah Suporter 18 Klub BRI Super League 2025
-
Ilusi Data BPS: Benaran atau Pesanan?
-
Prajogo Pangestu Jual 1 Miliar Saham CUAN di Tengah Isu Masuk MSCI Global
-
Menkeu Terbitkan PMK Soal Efisiensi, 15 Item Belanja Kena Pangkas dari Rapat Hingga Souvenir
Terkini
-
Dari Monumen Rp874 Miliar, BIS Kini Dipuji Bintang Timnas: Rumput dan Locker Room Kelas Dunia
-
Era Baru Banten Warriors: Dewa United Siap Guncang BIS, Presiden Klub: Menang Harga Mati!
-
Dimiskinkan! Pasutri Bos Narkoba di Serang Dijerat Pasal TPPU, Aset Miliaran Rupiah Disita
-
Aksi Begal di Tol Tangerang-Merak: Komplotan Todongkan Senpi, Bajak Truk Solar Hingga Sekap Sopir
-
Babak Baru Polda Banten, Brigjen Hengky Resmi Jabat Kapolda, Ini PR Besar yang Menantinya