SuaraBanten.id - Dua ekor macan kumbang (Panthera Pardus) berhasil terekam kamera trap (kamera jebak) di wilayah Seksi PTN 1 Wilayah Kabupaten Lebak area Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Kepala Balai TNGHS, Budhi Chandra mengatakan, kemunculan macan kumbang dalam kamera jebak yang terpasang berawal dari ditemukannya jejak kaki kucing berukuran besar ditambah bekas cakaran di pohon di area tersebut.
Budhi menjelaskan, tertangkapnya sosok dua ekor macan kumbang oleh kamera jebak bukan kali pertama terjadi lantaran sempat terekam pula pada tahun 2022 silam.
"Betul dari kamera trap yang sebelumnya kita pasang berdasarkan pemantauan dari jejak kaki, jejak kotoran dan cakaran di dahan pohon. Itu tanggal 30 Oktober 2024. Tapi itu bukan pertama kali, 2 tahun lalu juga pernah terekam kamera trap," kata Budhi dihubungi awak media, Sabtu (1/11/2024).
"Tapi malah lebih sering petugas itu melihat secara kasat mata, jadi pas patroli tiba-tiba dia lewat nyebrang jalan gitu," imbuhnya.
Disampaikan Budhi, dua ekor macan kumbang yang tertangkap kamera jebak berjenis kelamin jantan dan betina karena berpasangan. Sebab, lanjut Budhi, macan kumbang merupakan hewan teritorial sehingga bila bertemu sesama jantan akan menimbulkan perkelahian.
"Itu sepasang, betina dan jantan, bisa dilihat dari prilakunya yang cenderung mesra istilahnya. Kan kalau macan kumbang itu menjaga wilayah biasanya, dia hewan teritori, jadi kalau jantan bertemu jantan ya bisa berantem," ujarnya.
Kata Budhi, saat ini populasi macan kumbang di TNGHS dari tahun ke tahun cukup memprihatinkan karena maraknya ancaman yang datang dari manusia.
Berdasarkan data dari tahun 2007 sampai 2024, pihaknya mencatat ada sebanyak 50 ekor macan kumbang yang hidup di areal TNGHS.
Baca Juga: Gelombang Raksasa 4 Meter Ancam Nelayan Tradisional di Lebak
"Jumlahnya dari data yang kita catat itu sekitar 50 ekor yang tersebar di 3.899 titik. Jadi kehadirannya di titik-titik itu dari tahun 2007 sampai 2024," kata Budhi.
Disampaikan Budhi, sejumlah aktivitas ilegal seperti penambangan emas liar, ilegal logging hingga perburuan liar di areal TNGHS menjadi pemicu makin berkurangnya populasi macan kumbang.
"Sekarang dalam kondisi kritis, terancam punah. Berbagai ancaman seperti perburuan liar dan aktivitas ilegal lain jadi penyebab. BKSDA juga sering menemukan penjualan satwa dilindungi, selain karena hewan itu (macan kumbang) itu mati (alamiah)," tandasnya.
Kontributor : Yandi Sofyan
Berita Terkait
-
Gelombang Raksasa 4 Meter Ancam Nelayan Tradisional di Lebak
-
Rumah Warga Lebak Kebakaran Akibat Lupa Mematikan Tungku
-
Sanuji Pentamarta Janji Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pemodalan UMKM di Lebak
-
Warga Lebak Diminta Waspada Banjir dan Longsor
-
Penampakan Banjir Rendam Perkampungan di Rangkasbitung Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Melampaui APBD! Perputaran Ekonomi Makan Bergizi Gratis di Banten Tembus Rp12 Triliun
-
Ulama Lebak Desak Andra Soni Tutup Tambang Galian C: Sudah Banyak Korban Jiwa
-
9 Tahun di Cilegon Tewas Ditusuk, Polisi Periksa 8 Saksi dan Sisir CCTV
-
Serang Dikepung Bencana Malam Ini: Banjir Rendam Cinangka, Longsor Putus Jalan di Bojonegara
-
4 Spot Wisata Alam Hidden Gem di Tangsel untuk Libur Akhir Tahun