Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Jum'at, 19 Januari 2024 | 09:30 WIB
Ilustrasi gelombang. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/pras)

SuaraBanten.id - Perairan Selatan Banten atau pantai selatan Banten diperkirakan berpotensi diterjang gelombang tinggi pada periode 19-20 Januari 2024. Imbauan kewaspadaan soal gelombang tinggi itu dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Sejumlah wilayah perairan Indonesia diprediksi berpotensi diterjang gelombang tinggi termasuk di Banten. Untuk di Banten sendiri, potensi gelombang tinggi kemungkinan terjadi di Pantai Selatan Banten hingga Selat Sunda bagian barat dan Selatan.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo meminta masyarakat pesisir waspada dengan potensi gelombang tinggi yang mungkin terjadi.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Pria di Serang Banten Ternyata Sudah Rencanakan Bunuh Pacar Sesama Jenis

Eko mengungkapkan, pola angin di wilayah Indonesia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gelombang tinggi di wilayah Indonesia.

Selain itu, siklon tropis anggrek di Samudra Hindia barat daya Bengkulu di koordinat 10,1 lintang selatan dan 94,0 bujur timur juga ikut mempengaruhi.

Kata dia, bagian utara umumnya bergerak dari utara-timur dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot. Sementara, pada di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan 6-30 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Laut Natuna Utara, dan perairan Kep. Sermata hingga Kep. Leti, dan Laut Arafuru," ungkapnya.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi berkisar 1,25-2,5 meter di perairan barat Kep. Nias hingga Kep. Mentawai, perairan timur P. Enggano, perairan Bengkulu-barat Lampung.

Baca Juga: Dua Kelompok Remaja Tawuran di Serpong Tangerang, Saling Serang Gunakan Sajam

Kemudian, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga NTT, Selat Bali dan Lombok bagian selatan, Laut Sawu, Samudera Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT.

Perairan utara Kep. Anambas-Kep. Natuna, perairan Kep. Subi-Kep. Serasan, perairan Kep. Bintan hingga Kep. Lingga, Laut Natuna, Selat Karimata, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa bagian barat dan timur, Selat Makasar, perairan Kep. Sabalana-Kep. Selayar diprediksi mengalami kondisi serupa.

Sedangkan di Laut Flores, perairan utara Flores, Laut Banda, perairan Kep. Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, perairan Amamapare-Agats bagian barat, perairan Kaimana hingga Fak-Fak, perairan Sorong bagian selatan, Laut Sulawesi, perairan Kep. Sitaro-Bitung, Laut Maluku, dan perairan Kep. Banggai-Sula bagian Utara juga berpotensi terjadi hal serupa.

Untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian tengah.

Kemudian, Laut Arafuru, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, dan Samudera Pasifik utara Halmahera-Papua.

Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m). Dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter). (ANTARA)

Load More