SuaraBanten.id - Pasar Kawasan Penunjang Wisata (KPW) yang terbengkalai di Terminal Banten Lama direncanakan akan direvitalisasi tahun 2025.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Keciil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Dinkopukmperindag) kota Serang Wahyu Nurjamil.
Wahyu mengatakan, sebetulnya tahun ini pihaknya telah menanggarkan untuk revitalisai. Namun akibat rasionalisasi anggaran akhirnya menyebabkan revitalisasi ditunda.
“Jadinya kita pending (tunda) untuk tahun depan kita fokus sama (pasar) yang ada di dalam kota dulu. Seperti Pasar Kepandean, Pasar Lama, Pasar Banjarasari, Pasar Kalodran. Inshaallah jika anggaran memungkinkan karena ini terkait dengan kapasitas keungan daerah ya mungkin di tahun 2025 sudah bisa dianggarkan untuk dilakukan revitalisasi,” kata Wahyu ditemui di ruang kerjanya.
Baca Juga: Pasar Kawasan Penunjang Wisata di Terminal Banten Terbengkalai
Terkait keluhan para pedagang mengenai ukuran kios dan akses yang sulit, pihaknya mengatakan sudah menganggarkan sekitar Rp4 miliar.
Kemudian nantinya revitalisasi dilakukan berdasarkan kemauan para pedagang yang sebelumnya menolak berdagang di kios-kios Pasar KPW agar pasar tidak kembali sepi.
“Kemarin kita sudah ada beberapa yang disepakati dengan para pedagang, nah nanti revitalisasi itu mengikuti keinginan dari para pedagang,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pasar Kawasan Penunjang Wisata (KPW) yang berada di dekat Terminal Banten Lama terlihat terbengkalai dan hanya menjadi bangunan tak terawat.
Berdasarkan pantauan, ratusan kios yang dibangun di dekat kawasan Banten Lama 2019 silam itu tampak tidak terawat lantaran tidak pernah difungsikan.
Kios-kios yang ada di pasar tersebut tampak ditumbuhi tanaman-tanaman liar, kotor dan dipenuhi sampah.
Di lokasi sekitar, para pedagang malah terlihat berjualan di samping jalan utama terminal Banten Lama.
Salah satu pedagang di lokasi sekitar, Karsinem mengatakan, rancangan pasar tersebut sudah salah sejak awal dibangun.
Menurutnya, selain karena akses kawasan pasar yang hanya satu dan dibuat seperti labirin, luas kios yang kecil membuat para pedagang tidak mau berjualan di sana.
“Iya kalau nekat buka di situ biarpun gratis kaya bunuh diri, orang gak ada yang lewat di situ, gak ada pengunjung. Gak ada lahan seuuat cuci piring itu mah bukan 3×3 tapi 2×3 kayanya,” kata Karsinem dikutip dari Bantennews.co.id (Jaringan SuaraBanten.id) Senin (13/11/2023).
Selain kios yang terbengkalai, mushola yang awalnya diniatkan menjadi salah satu fasilitas pendukung juga tampak terbengkalai dan kotor. Perabotan di fasilitas ibadah ini juga malah dimaling orang.
- 1
- 2
Tag
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
Terkini
-
Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang, Korban Digagahi Sejak SD Hingga SMA
-
Xpander Picu Tabrakan Beruntun di Tol Tangerang-Merak, Dua Orang Luka-luka
-
Kasus Dugaan Korupsi Jamkrida Diselidiki Polda Banten
-
Kelebihan Bayar Lahan RSUD dan Puspemkab Tangerang Rp26 Miliar Disorot BPK
-
Ekspor Banten di Smester 1 Capai 3,6 Dolar Amerika