Pada pekan kedua awal tahun 2023 tepatnya pada 11 Januari 2023 lalu, PT Nikomas Gemilang yang berada di Jalan Raya Serang-Jakarta, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten mempersilahkan karyawan untuk melakukan pengunduran diri sukarela.
Pihak perusahaan membuka pendaftaran pengunduran diri sukarela untuk 1.600 karyawan. Pendaftaran tersebut hanya berlangsung 11 Januari 2023 atau hanya pada satu hari itu saja.
Terkait informasi tersebut, Humas PT Nikomas Gemilang, Danang Widi mengungkap pembukaan pengunduran diri secara sukarela itu karena sejumlah faktor di antaranya, penurunan jumlah orderan alas kaki dari negara-negara di Eropa.
Pnurunan order alas kaki itu kabarnya akibat resesi dunia, inflasi, harga bahan bakar, serta perang Ukraina dan Rusia.
“Kondisi kayak gini sudah berlangsung dari kuarter tiga tahun lalu (tahun 2022-red). Jadi kita berharap untuk di kuarter satu tahun 2023 ini ada perbaikan dan nggak tahunya sama saja (masih memburuk-red), (produksi) menurun,” ujar Danang dikutip dari BantenNews.co.id (Jaringan SuaraBanten.id), Selasa (10/1/2023).
Danang juga menjelaskan alas kaki yang diproduksi di PT Nikomas Gemilang seluruhnya di ekspor ke Eropa. Lantaran inflasi sedang tinggi mereka menurunkan pesanannya.
“Kita 100 persen ekspor dan pembeli kita dari Eropa sana semuanya, negara di Eropa sana kan inflasinya lagi pada tinggi-tinggi jadi mereka lagi menurunkan order,” papar Danang.
Sebelum membuka pengunduran diri sukarela itu, PT Nikomas Gemilang sudah melakukan upaya agar tidak terjadinya pengunduran diri dari 53.400 karyawan.
Baca Juga: Soal PHK Sepihak PT Nikomas, Pemkab Serang Sarankan Dialog Pekerja dan Pengusaha
Sejumlah upaya yang dilakukan si antaranya, perusahaan sudah tidak membuka rekrutmen, tidak melakukan lembur, tidak ada cuti, melakukan pengurangan jam kerja dan sudah memberlakukan cuti khusus.
“Tapi tetap saja tidak ketolong, tetap harus ada pengunduran diri,” ungkap Danang.
Danang juga mengaku telah berkomunikasi dengan serikat pekerja dan stakeholder pemerintah terkait keputusan pembukaan pengunduran diri sukarela tersebut.
“Sejauh ini kita selalu berdiskusi dengan serikat, stakeholder pemerintah seperti Disnaker jadi alhamdulillah sampai saat ini tidak ada yang protes," katanya menjelaskan.
"Karena kita selalu menjelaskan ini bukan kemauan perusahaan terus juga kita sudah mencoba agar semua bisa bekerja seperti jam kerja dipotong, gaji 70 persen, tetap digaji walau kerja 4 hari dan itu sudah diterapkan semuanya selama 3 bulan,” imbuh Danang.
Dikonfirmasi terkait akankah ada pembukaan rekrutmen atau pengunduran diri kembali, Danang mengaku belum bisa memastikannya sebab harus melihat situasi ekonomi global.
Tag
Berita Terkait
-
Radiasi di Cikande Jadi Alarm Awal: Mengapa Edukasi dan Respons Cepat Sangat Penting
-
Kejati Banten Siap Jadi Mediator Polemik Penutupan Jalan Puspitek Serpong
-
Cikande Ditetapkan Sebagai Daerah Terpapar Radiasi
-
Ngamuk Kontrak Sekuriti tak Diperpanjang, Pria di Serang Ajak 3 Teman Rusak Aset Pabrik
-
5 Fakta Wali Murid Sekolah Elit Al Izzah Serang Tolak Makan Bergizi Gratis (MBG)
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Tehyan, Simbol Akulturasi Tionghoa Benteng Diusulkan Jadi Warisan Budaya Nasional
-
4 Perusahaan Terkontaminasi Cesium-137, Apa Solusi Pemerintah?
-
Pembangunan PSEL Tangsel, Pengamat: Masyarakat Harus Sabar, Hasilnya untuk Masa Depan
-
Pesan Mengerikan 'Bawa Bom' dan Uang Tebusan di Balik Teror Sekolah Internasional Tangerang
-
Melawan Maut di Bawah Reruntuhan, Kisah Pilu Ibu dan Anak Terluka Robohnya Dua Billboard Tangsel