SuaraBanten.id - Kasus gagal ginjal akut atau acute kidney injury di Banten mencapai 22 kasus, dari puluhan kasus tersebut ada 13 orang diantaranya meninggal dunia. Data tersebut yakni berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten.
Hingga 3 November 2022, kasus gagal ginjal akut itu tersebar di lima kabupaten kota yakni di Kota Tangerang 6 kasus, 5 meninggal satu sembuh.
Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terdapat 3 kasus dan dua pasien dinyatakan sembuh dan satu masih dalam perawatan.
Sementara Kabupaten Tangerang sebanyak 11 kasus, 8 meninggal, dua pasien sembuh dan satu masih dalam perawatan. Kabupaten Lebak dan Kota Serang masing-masing ditemukan satu kasus dan semuanya dinyatakan sembuh.
Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menjelaskan, setidaknya terdapat beberapa gejala yang dapat dilihat. Pertama, layaknya penyakit ginjal, semua pasien akan mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Kedua, pasien atau anak akan mengalami gangguan pencernaan, mual, muntah dan semakin lama semakin memburuk. Lalu adanya penurunan kondisi tubuh.
Lebih lanjut, Ati mengungkapkan, gejala lain jika penyakit ginjal akut adalah warna urin yang kecoklatan.
“Lama-lama kalau sudah parah urinnya coklat dan ngga bisa kencing sama sekali. Dana kalau itu terjadi maka tubuh pasien akan membengkak,” katanya, Jumat (4/11/2022).
Kembali dikatakan Ati, penyakit ginjal akut bukan disebabkan virus atau bakteri sperti halnya Covid-19. Namun lebih disebabkan zat berbahaya yang terkandung dalam obat-obatan jenis sirup.
Baca Juga: Bocah 4 Tahun di Batam Diduga Tewas Akibat Dianiaya Pacar Ibunya
“Ini (akibat) toxic (racun, red). Bukan akibat bakteri atau virus atau kuman. Jadi zat (berbahaya) yang terkandung dalam sirup itu,” ucapnya.
Oleh karena itu, Ati mengaku, pihaknya telah mengimbau seluruh rumah sakit, fasilitas kesehatan, klinik, puskesmas dan apotek untuk menghentikan peredaran dan penjualan obat-obatan anak jenis sirup.
“Kita tunggu hasil penelitian. Kita tunggu arahan Kemenkes, karena kita di daerah sifatnya menindaklanjuti kebihakan pusat,” ujarnya.
Terpisah, Asda III Setda Pemprov Banten, EA Deni Hermawan mengatakan, Pemprov Banten terus melakukan upaya penanganan penyakit gagal ginjal akut yang telah menjadi arahan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Pemprov Banten telah membuka Posko dan layanan masyarakat terkait gagal ginjal akut.
Saat, penyakit gagal ginjal akut terdeteksi, menurut Deni, Penjabat Gubernur Banten Bapak Al Muktabar langsung memanggil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk melakukan beberapa hal.
"Dan saat ini sudah ada posko untuk melakukan monitoring perkembangan,” ungkapnya.
Berita Terkait
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Ditemukan Tewas di Kos, Pernah Vonis Hukuman Mati ke 3 Orang
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
-
Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta Kembali Beroperasi dengan Wajah Baru
-
Pembangunan Jembatan Asthara Skyfront City Dimulai, Hubungkan Dua Wilayah Tangerang
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pekerjakan 583 TKA Ilegal, Kemnaker Denda Perusahaan Banten Rp588 Juta
-
Cerita Julian: 1 Tahun Lagi Bebas, Sudah Siap Buka Lapangan Kerja Lewat Keahlian Baru dari Penjara
-
Fakta Mengejutkan! Lebih dari 400 Kasus HIV/AIDS Serang, Mayoritas Disumbang Kaum Gay?
-
MoU 5 Asosiasi Syariah, Didorong Jadi Pusat Kolaborasi Nasional
-
BRI Tegaskan Kapasitas Pembiayaan Besar dengan Fasilitasi Rp5,2 Triliun bagi SSMS dan Industri Sawit