Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 13 Oktober 2022 | 14:31 WIB
Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat banjir bandang di Sukajaya, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (11/10/2022). [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/aww]

SuaraBanten.id - Cuaca ekstrem beberapa waktu lalu menyebabkan banjir dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten berdampak pada 655 rumah terdampak. Dari 655 rumah tersebut, 124 rumah di antaranya rusak menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Dari 655 rumah yang terkena bencana alam itu, di antaranya ada 124 rumah yang mengalami kerusakan kategori berat, sedang, dan ringan," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Kamis (13/10/2022).

Berdasarkan data BPBD tersebut, banjir menyebabkan kerusakan satu pondok pesantren, masjid, dan sekolah serta mengakibatkan lima jembatan gantung terputus, 45 bagian jalan ambles, dan 25 hektare persawahan terancam gagal panen.

"Kami berharap kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan bisa secepatnya diperbaiki," kata Febby.

Baca Juga: Siswa SMP di Periuk Tangerang Dites Sampel Dahak untuk Skrining TBC

Pemkab Lebak memberlakukan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari sejak 9 sampai 23 Oktober 2022.

Sejumlah bantuan makanan dan air bersih telah diberikan BPBD Lebak bersama TNI, Polri, dan relawan, mereka juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga di daerah yang terdampak banjir.

Diketahui, hujan lebat menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri permukiman warga di wilayah Kecamatan Bayah, Cibeber, Cilograng, Panggarangan, dan Cigemblong di Kabupaten Lebak pada Minggu (9/10/2022).

Febby mengimbau warga tetap siaga menghadapi kemungkinan banjir datang lagi saat hujan deras turun dalam waktu lama meski banjir telah surut.

"Kami minta masyarakat tetap waspada dan siap siaga menghadapi dampak cuaca buruk," katanya.

Baca Juga: Tempat Hiburan Malam di Pasar Kemis Disegel, Satpol PP Tangerang Amankan 4 Wanita Penghibur

Di wilayah Kecamatan Bayah, warga mengaktifkan kegiatan ronda malam untuk memantau kondisi lingkungan agar bisa segera mendeteksi dan menangani kejadian bencana.

"Kami minta warga tetap pada malam hari melakukan pengamanan dengan memberlakukan ronda," kata Isra (55), seorang ketua lingkungan rukun tetangga di wilayah Kecamatan Bayah. (Antara)

Load More