Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Sabtu, 23 April 2022 | 09:44 WIB
Tangkapan layar CCTV Lava93 Gunung Anak Krakatau (magma.vsi.esdm)

SuaraBanten.id - Gunung Anak Krakatau yang berada di Perairan Selat Sunda, terus menunjukkan peningkatannya. Dentuman demi dentuman terus terdengar jelas hingga Sabtu (23/4/2022) pagi.

Berdasarkan pantauan Suara.com di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, pada Jumat (22/4/2022) hingga Sabtu (23/4/2022) nampak gunung yang berada ditengah laut ini mengalami erupsi.

Bahkan, sempat melontarkan lava pijar berwarna merah menyala dan terlihat jelas dari Desa Pasauran yang berjarak 40 kilometer dari Gunung Anak Krakatau tersebut.

Selain lava pijar yang terlihat jelas, suara gemuruh maupun dentuman terus terdengar dari lokasi keberadaan gunung tersebut. Bahkan, beberapa warung maupun rumah warga turut merasakan getaran akibat gunung itu.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi 4 Kali pada 22 April 2022, Begini Kondisi Terbarunya Saat Ini

Suhedi (47) warga asal Pasauran, Kabupaten Serang mengatakan aktivitas dari Gunung Anak Krakatau telah terjadi kurang lebih 2 hingga 3 hari yang lalu.

“Iya mas, di rumah juga sempet bergetar kemarin kena kaca, kirain mah petir taunya Gunung Anak Krakatau,” ungkap Suhedi kepada Suara.com, Sabtu (23/4/2022).

Bukan hanya getaran maupun suara dentuman yang terus terdengar, bahkan Ia juga mengaku dengan adanya peningkatan aktivitas gunung ini turut menimbulkan hujan abu vulkanik tipis yang mengotori rumahnya.

"Abu mah ada kemarin di lantai, kebawa angin kemarin," ucapnya.

Senada, Esa (32) yang merupakan warga sekitar mengaku sudah terbiasa mendengar dentuman Gunung Anak Krakatau. Termasuk, kata Dia, debu hitam akibat terbawa angin dari gunung tersebut.

Baca Juga: Kemlu Minta Masyarakat Waspada Tawaran Kerja di Luar Negeri dengan Kriteria Ini

"Iya, kemarin aja kata ibu, nyapu di lantai depan rumah debu nya hitam banget, debunya sampe ke perkampungan, tapi cuma kemarin aja satu hari itu, pagi inimah engga ada," tuturnya.

Sementara itu, Hayati (64) pemilik warung yang berada persis di pesisir pantai Pasauran, Kabupaten Serang, mengatakan bahwa dentuman sudah terdengar secara bergemuruh dan tak beraturan.

"Warga disini mah udah biasa de dengar begituan (Dentuman), jadi engga bakal panik," ucapnya seraya sudah terbiasa.

"Engga ngitungin de, ibumah udah biasa (sambil menunjuk arah gunung) tuh bunyi lagi," imbuhnya.

Diketahui, suara gemuruh dan dentuman yang diduga berasal dari Gunung Anak Krakatau ini juga terdengar di sejumlah wilayah seperti di Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. Kemudian Tanjung Lesung, Cigeulis, Carita, Labuan, hingga Panimbang, Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan Data Badan Geologi Kementerian ESDM melalui situs Magma Indonesia, Gunung Anak Krakatau mengalami 8 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 37-60 mm dan lama gempa 35-88 detik. Kemudian 8 kali gempa hembusan dengan amplitudo 15-36 mm dan lama gempa 20-65 detik, serta 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-55 mm dominan 50 mm.

Saat ini, status Gunung Anak Krakatau sendiri masih berada pada level II (Waspada). Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.

Kontributor : Firasat Nikmatullah

Load More