Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 16 Februari 2022 | 08:58 WIB
Refly Harun dan Rocky Gerung (Youtube)

SuaraBanten.id - Rocky Gerung baru-baru ini ikut menanggapi polemik Islamophobia yang semakin terlihat menjadi-jadi di Indonesia. Penyampaian tersebut disampaikan Rocky Gerung melalui chanel Youtube Refly Harun.

Dalam video tersebut, Rocky Gerung menyebut isu Islamophobia gencar disuarakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Kalau kita perhatikan, isu-isu islamophobia ini yang gencar untuk mengucapkan nya adalah PDIP,” ungkapnya.

Tak hanya PDIP, Rocky Gerung juga menyebut Mahfud MD juga kerap menyuarakan soal isu islamophobia. Padahal, di Amerika Serikat saja isu semacam itu sudah diberhentikan.

“Ada Pak Mahfud sesekali, kelihatannya Pak Mahfud gak paham bahwa bahkan Amerika sudah berhenti dengan isu islamophobia,” jelasnya.

Baca Juga: Tragedi Wadas, Sudirman Said: Mahfud dan Ganjar Cenderung Menutupi Keadaan

“Rancangan undang-undang terakhir tentang islamophobia udah diteken oleh Joe Biden, dan itu seharusnya jadi panduan kita untuk mengerti bahwa bahkan di Amerika isu islamophobia sudah hilang,” sambungnya.

Kata Ahli Filsuf, lanjutnya, bila isu tersebut masih ada, berarti ada partai yang hanya bisa hidup dengan menunggangi isu islamophobia.

“Nah kalau sekarang masih ada, itu artinya ada elemen dalam partai yang hanya bisa hidup dengan menunggangi isu islamophobia,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung pun menyebut Presiden Jokowi tidak terlalu memahami hal ini.

“Tentu Pak Jokowi gak paham-paham amat karena keterbatasan beliau memahami,” katanya.

Baca Juga: Survei SMRC: Sama-sama di Atas, Elektabilitas PDIP dan Gerindra Relatif Seimbang di Jawa Barat

Rocky memaparkan, bila isu islamophobia terus dimainkan atau disuarakan, menurutnya akan memperkeras persaingan politik di 2024.

“Jadi Pak Jokowi justru mesti kasih sinyal bahwa berhentilah dengan islamophobia. Bukan sekedar demi isu itu, tapi demi dia sendiri,” tuturnya.

Menurutnya, Jokowi juga nantinya akan dianggap mensponsori isu islamophobia.

“Karena dia (Jokowi) juga akan dianggap sebagai sponsor islamophobia, kan itu intinya,” ucapnya.

“Terlepas dari objektifitasnya, gak, tapi orang akan menganggap bahwa Presiden Jokowi justru mensponsori islamophobia melalui sikap diamnya terhadap isu itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, publik akan menuding bahwa PDIP adalah pihak yang ada di belakang Jokowi.

“Dan orang akan hitung kalau begitu siapa yang di belakang Jokowi yang mengarahkan Isu islamophobia, ya dengan cepat orang tuding PDIP kan,” pungkasnya.

Load More