Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Selasa, 08 Februari 2022 | 07:29 WIB
Cuaca ekstrem mengakibatkan talud Dermaga 7 Pelabuhan Merak abrasi dan area pejalan kaki ambruk, Senin (7/2/2022). [Suara.com/Firasat Nikmatullah]

SuaraBanten.id - Cuaca ekstrem yang melanda perairan Merak berdampak pada Talud Dermaga 7 Pelabuhan Merak abrasi. Akibatnya, area pejalan kaki yang berada di atas talud juga ikut ambruk.

Menurut Pantauan SuaraBanten.id abrasi talud mengakibatkan sekira 70 meter perlintasan pejalan kaki ambruk. Area pejalan kaki dan sebagian perlintasan ke Dermaga 7 Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten pun akhirnya ditutup menggunakan barier agar tidak dilintasi kendaraan.

Dikonfirmasi terkait kejadian itu, General Manager PT ASDP Cabang Merak Hasan Lessy membenarkan abrasi dan ambruknya jalur pejalan kaki disebabkan abrasi. Kata dia, jalur menuju Drmaga 7 yang bagian taludnya mengalami abrasi hingga menyebabkan jalur pejalan kaki ambruk itu sepanjang 70 meter.

“Abrasi dari gelombang. Itu jalur ke dermaga 7. Itu namanya talud jalan menuju dermaga 7 dihajar ombak. Panjangnya yang abrasi kurang lebih 70 meter,” katanya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Pelabuhan Merak dan Daerah Pesisir Banten 8 Februari 2022

Meski ambruk, Hasan Lessy memastikan talud dan jalur pejalan kaki itu bukan disebabkan buruknya kontruksi bangunan jalan yang dibangun tiga tahun lalu itu.

“Kalau bilang konstruksi enggak juga, namanya ombak kan ganas. Kalau tidak salah bangunan itu sudah selama 3 tahun di bangun,” ujarnya.

Meski sudah melakukan pengecekan, Hasan Lessy memastikan itu belum bisa diperbaiki lantaran cuaca yang cukup ekstrem. Namun, Hasan Lessy memastikan operasi dermaga 7 akan tetap beroperasi dan diberlakukan lajur satu untuk dua arah.

“Sampai saat ini belum bisa dilakukan perbaikan karena ombak masih tinggi, hanya yang bisa pipa-pipa yang ada dan kabel yang ada perlu dirapihkan dan dialihkan ke jalur lain. Jalannya tidak ada masalah, itu talud nya saja. Dermaga 7 masih berjalan normal, hanya faktor cuaca, bukan faktor manusianya,” terangnya.

Sementara itu, Kepala BPTD Wilayah 7 Banten, Handjar Dwi Antoro menyampaikan bahwa penyebab ambruknya talud di Dermaga 7 Pelabuhan Merak karena cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Kapal Tangker Kandas di Pantai Merak Beach Hotel

Menurutnya, di bulan Januari hingga Februari adalah puncuk curah hujan tertinggi, artinya di Perairan Selat Sunda masih akan berhadapan dengan cuaca buruk.

"Dampaknya terhadap dermaga ada beberapa kerusakan fasilitas, termasuk talud kegerus ombak, itu dampak dari cuaca buruk," ungkap Handjar saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/2/2022).

"Sebelum sebelumnya sudah tergerus tapi dengan gelombang yang tinggi ini air laut nabrak, abrasi semakin jadi, sekarang semakin parah," imbuhnya.

Meski demikian, pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan PT ASDP Indonesia Ferry untuk segera memperbaiki fasilitas pelabuhan yang rusak.

"Kami juga sudah menghimbau agar operator pelabuhan segera memperbaiki, yang memperbaiki siapa? Ya operator pelabuahan, PT ASDP Indonesia Ferry," tegasnya.

"Pemerintah hanya menghimbau, jangan ditunda tunda. Kami mendorong untuk segera melakukan perbaikan dikesempatan pertama," paparnya.

Handjar juga menyampaikan, mesti terjadi kerusakan fasilitas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak. Namun, kata Dia, aktifitas penyebrangan tetap berlangsung.

"Keganggu pasti, tapi tetep berjalan. Karena logistik harus berjalan, penumpang juga harus jalan," tutup Handjar.

Kontributor : Firasat Nikmatullah

Load More