SuaraBanten.id - Ratusan petani mengeruduk Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Lebak di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Kamis (3/2/2022). Ratusan petani itu mendatang Kantor Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk menuntut ganti rugi dan normalisasi sawah mereka
Menurut pengakuan para petani, sawah mereka kini terendam limbah pasir yang diduga berasal dari beberapa perusahaan tambang pasir sekitar.
Dalam aksinya, petani Lebak membawa spanduk dan karton yang bertuliskan keluh kesah dan tuntutan meraka. Mereka menyebut sawah yang biasanya jadi sumber penghasilan kini tak bisa digarap.
Saat aksi unjuk rasa berlangsung, massa aksi juga sempet terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga di Kantor Bupati Lebak. Mereka kesal lantaran aksinya tidak ditemui Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.
"Kita mau ketemu Ibu Bupati, kalau enggak. Kita akan terus di sini (depan kantor Bupati,-red) kita nginap disini sampai Ibu Bupati mau turun hadapi kita," ujar salah satu massa aksi, Tata.
Kata Tata, dirinya dan para petani kesal lantaran tidak ada respon cepat dari Pemerintah Daerah (Pemda) akan persoalan limbah pasir yang menutupi puluhan hekatare sawah di Desa Mekarjaya.
"Sawah kita udah ga bisa digarap lagi pak, kita kehilangan pencaharian. Enggak bisa kerja, anak saya bilang kalau Bapak (Tata,-red) enak, enggak kerja, duduk duduk aja. Padahal dalam hati, saya sakit. Saya sakit hati," akunya.
Tata yang mempunyai 8 anak mengaku mengaku harus menunggu suruhan orang lain untuk bekerja serabutan demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Saya punya anak 8 pak, enggak ada penghasilan tetap. Makan aja susah. Bisa-bisa kita-kita mati bukan karena Corona, tapi karena karena melarat," tegasnya.
Baca Juga: Usai Salat Jumat Kelompok Tani Deklarasikan Dukung Anies Baswedan Untuk Pilpres 2024
Ia serta ratusan petani lainnya menuntut agar Pemda Lebak mengambil tindakan tegas dengan menuntut perusahaan tambang pasir yang telah menyebabkan puluhan hektar sawah milik warga Desa Mekarjaya tidak bisa lagi digarap.
Berita Terkait
-
Kenaikan Biodiesel B50 Bakal Menekan Harga Sawit Petani
-
Petani Menjerit, Kebijakan Kemasan Rokok Seragam Ancam Keberlangsungan Hidup
-
Menkeu Purbaya Mulai Tarik Pungutan Ekspor Biji Kakao 7,5 Persen
-
Peringatan Hari Pangan Sedunia 2025 di Jakarta
-
Prabowo Didesak Bagi Tanah 2 Hektare per Petani, Swasembada Pangan Tak Cukup dengan Food Estate
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Program Desa BRILiaN BRI Telah Bina 4.909 Desa di Seluruh Indonesia
-
BRI Dukung Akad Massal KUR bagi 800 Ribu Debitur dan Luncurkan Kredit Program Perumahan
-
Menapaki Usia ke-130, BRI Tegaskan Komitmen sebagai Satu Bank Untuk Semua
-
Gawat! Ribuan Hewan Ternak Terancam Dilenyapkan Akibat Paparan Cs-137 di Serang
-
Begini Perjuangan Siswa Sekolah di Pandeglang Menyeberangi Sungai yang Tiba-tiba Meluap