SuaraBanten.id - Ustaz Abdul Somad dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia (PPGI) belakangan menyorot perhatian. Ustaz Abdul Somad dilaporkan lantaran menyebut dalam salib ada jin, dan Jin yang berada dalam salib merpakan Jin kafir.
Selain kabar UAS dilaporkan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin tinjau korban gempa Pandeglang yang terdampak banjir magnitudo 6,6. Yuk langsung saja simak dua berita terpopuler SuaraBanten.id dan tiga berita lainnya.
1. Ceramah Ustaz Abdul Somad Dilaporkan Pemuda Gereja, Polisi Minta Lengkapi Bukti
Ceramah lawas Ustaz Abdul Somad alias UAS baru-baru ini menjadi sorotan. Dalam video tersebut UAS mambahas salib dan menyebut di dalam salib ada jin kafir.
Kerena ceramahnya itu, Ustaz Abdul Somad dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia (PPGI).
2. Tinjau Rumah Warga Terdampak Gempa Pandeglang, Ma'ruf Amin: Bantuan Sesuai Kerusakan
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meninjau warga yang terdampak gempa Banten di Kampung Cibelah, Desa Munjul, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.
Ma'ruf Amin dalam kunjungannya langsung meninjau dua rumah warga terdampak gempa Pandeglang milik Ina Supartini dan Haerudin yang rumahnya rusak hampir 80 persen karena gempa.
3. Maruf Amin Tinjau Korban Terdampak Gempa Pandeglang, Naik Helikopter Super Puma
Wakil Presiden Ma'ruf Amin turut meninjau lokasi korban terdampak gempa Banten berkekuatan magnitudo 6,6 di Kecamatan Sumur, Kebupaten Pandeglang, Kamis (20/1/2022).
Ma'ruf Amin bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini rencananya bakal menyalurkan bantuan pada masyarakat terdampak gempa Pandeglang.
4. Apa itu Deepfake? Muncul saat Heboh Miss Kay dan Video Syur 61 Detik Mirip Nagita Slavina
Istilah Deepfake muncul saat heboh sosok Miss Kay dan video syur 61 detik mirip Nagita Slavina. Kini kasus itu sudah ditangani Polres Metro Jakarta Pusat.
Polisi menjelaskan wanita dalam video syur 61 detik itu bukan Nagita Slavina, namun diduga Miss Kay. Polisi menyebutkan video itu direkasaya menggunakan teknologi deepfake.
5. Mahasiswa Kerokan di Depan Kantor DPRD Cilegon, Sindir Pembatalan Interpelasi Wali Kota Cilegon
Pemandangan tak biasa terlihat di depan Kantor DPRD Kota Cilegon, Kamis (20/1/2022) siang. Di depan Kantor lembaga legislatif tingkat Cilegon itu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) melakukan aksi kerokan.
Perwakilan mahasiswa memperagakan layaknya kerokan masuk angin sebagai kritik atas rencana interpelasi Wali Kota Cilegon Helldy Agustian yang dibatalkan.
Berita Terkait
-
Ceramah Ustaz Abdul Somad Dilaporkan Pemuda Gereja, Polisi Minta Lengkapi Bukti
-
Baru Ada Dua, Wapres Maruf Minta Tambah MPP di Banten: Gak Perlu Gedung Baru
-
Tinjau Rumah Warga Terdampak Gempa Pandeglang, Ma'ruf Amin: Bantuan Sesuai Kerusakan
-
Maruf Amin Tinjau Korban Terdampak Gempa Pandeglang, Naik Helikopter Super Puma
Terpopuler
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- 7 HP Murah dengan Kamera Jernih: Senjata Andalan Para Content Creator
Pilihan
-
7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
-
Kaesang Pangarep Dikabarkan Pamit dari Persis Solo, Kevin Nugroho: Masih Datang Kongres Lho
-
Bakal Debut Lawan China, Emil Audero Punya Kepercayaan Diri Tinggi!
-
BREAKING NEWS! Erick Thohir Mendadak Tinggalkan Kongres PSSI, Ada Apa?
-
5 Rekomendasi Mobil Tangguh dan Murah, Cocok Buat Pemula yang Baru Belajar Nyetir!
Terkini
-
Covid-19 Varian Omicron JN.1 Meningkat, Andra Soni Minta Masyarakat Lakukan Ini
-
Rumah Singgah Banten Bantu Ringannkan Beban Warga yang Berobat ke Jakarta
-
Empat Tersangka Kasus Kejahatan Seksual Anak di Banten Dibekuk
-
Wawalkot Tangsel Soroti Kasus Pelecehan Anak Difabel di Ciputat, Minta Pelaku Dihukum Berat
-
5 Pejabat Berebut Kursi Sekda Banten Pengamat Singgung Transparansi Publik dan Ancaman Politisasi