Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 19 Januari 2022 | 22:40 WIB
Baliho bertuliskan "Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda" terpantau terpasang di Jalan tamansari, Kota Bandung pada Rabu (19/1/2022). [Suara.com/Cesar Yudistira]

"Kuduna pajang beungeut na (harusnya pajang mukanya)," ujar yang lainnya.

Sebelumnya diketahui Arteria Dahlan menyampaikan kritik kepada seorang Kajati yang bicara dengan bahasa Sunda dalam rapat kerja Kejagung bersama DPR RI. Arteria meminta kepada Jaksa Agung untuk mencopot Kajati yang menggunakan bahasa Sunda itu.

Menurut Arteria, penggunaan bahasa Sunda dalam rapat formal kurang cocok dan dikhawatirkan akan membingungkan peserta rapat.

Pernyataan Arteria Dahlan menyulut emosi banyak orang Sunda. Dia pun lantas memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang dinilai banyak orang menyinggung masyarakat Sunda.

Baca Juga: Arteria Dahlan Enggan Minta Maaf Terkait Kasus Kajati Berbahasa Sunda

Arteria menegaskan, yang dia permasalahkan bukan bahasa Sundanya tapi dia mengendus ada bawahan Jaksa Agung yang mencoba cari muka ke Jaksa Agung.

Dia mengaku paham bagaimana penghormatan terhadap suatu bahasa daerah. Makanya dalam rapat Komisi III dengan Jaksa Agung itu, yang ia maksudkan adalah bukan soal bahasa Sundanya.

"Yang tak bisa kita terima, tiba-tiba masih banyak juga beberapa jaksa coba untuk perlihatkan kedekatannya dengan Pak Jaksa Agung, di forum resmi bicara dengan bahasa Sunda," ujarnya.

Untuk itu, Arteria Dahlan bersikukuh pernyataannya di rapat Komisi III itu bukan pernyataan yang rasis, dan untuk itu dia enggan minta maaf. Sebab dia tidak menyoalkan bahasanya.

"Bukan bahasanya, kita paham kan ada UU Bahasa, ada penghormatan pada bahasa daerah. Saya minta publik jangan cepat merespons, kita tangkis isu-isu Sunda kita tangkis. Saya bicara itu 15 menit lebih lho di rapat," jelasnya.

Baca Juga: Arteria Dahlan Ogah Minta Maaf ke Masyarakat Sunda: Kita Ini Demokrasi

Load More