SuaraBanten.id - Kondisi Kazakhstan semakin mencekam. Dikabarkan puluhan orang tewas dan 1.000 luka-luka. Pemerintah pun meminta bantuan aliansi militer Rusia untuk mengamankan situasi.
Beberapa jam setelah kedatangan Rusia, dikabarkan tembakan makin terdengar mengarah ke pengunjuk rasa. Diketahui pula bahwa telah ditemukan 18 polisi tewas, tiga di antaranya dipenggal.
Hingga yang terbaru menjadi total 28 polisi meninggal dan 3.000 perusuh sudah ditahan.
“Operasi kontra-terorisme telah dimulai. Pasukan keamanan bekerja keras. Tatanan konstitusional sebagian besar telah dipulihkan di semua wilayah negara. Otoritas regional kini mengendalikan situasi,” kata.
Demonstrasi di Kazakhstan sudah terjadi sejak Selasa. Kerusuhan dimulai dengan kenaikan harga gas minyak cair (LPG), yang digunakan untuk bahan bakar kendaraan di negara 19 juta penduduk itu.
Ini membuat massa turun berunjuk rasa. Massa kecewa meneriakkan ketidakadilan. Pasalnya negara itu memiliki cadangan energi besar baik minyak maupun gas.
Kazakhstan memiliki 20 miliar cadangan minyak dengan tingkat produksi sekitar 1,64 juta barel/hari. Negara ini menempati urutan ke-19 produsen minyak bumi dunia, sekaligus penghasil terbesar di kawasan Asia Tengah.
Sementara itu, massa pun meneriakkan kemarahan ke presiden terdahulu, Nursultan Nazarbayev, yang meski tak lagi berkuasa tapi dianggap masih mengatur ekonomi.
Ia bahkan menguasai negara itu tiga dekade dan mundur di 2019 karena tuntutan warga akibat mengekang liberalisme di negara itu. Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengambil langkah untuk mencopot Nazarbayev dan keluarganya dari jajaran pemerintah. Meski begitu, pencopotan ini belum berhasil dalam menenangkan situasi.
Sementara itu, sejumlah penduduk mengatakan ada penjarahan besar-besaran di alun-alun kota. Gedung-gedung dan mobil di bakar di pusat kota.
Baca Juga: Fadjroel Rachman Pastikan Kondisi 141 WNI di Kazakhstan dan 3 di Tazikistan Sehat dan Aman
“Ada anarki total di jalan,” katanya.
Antrean bensin juga membludak di kota seiring protes yang terjadi. Penduduk juga susah membeli makanan. Bukan hanya itu, harga sulit mengakses uang tunai. Pasalnya pemerintah mematikan total sambungan internet.
Rusia sendiri memimpin “mini NATO” CSTO, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, yang berisi lima negara bekas Uni Soviet termasuk Kazakhstan. Sekitar 2.500 tentara akan datang ke Kazakhstan dalam sepekan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pejabat Serang Dilarang Cuti dan 'Minggat' Selama Nataru, Rupanya Ini Alasan Keras Bupati
-
Rahasia Suku Badui Jaga Hutan Lindung 3.100 Hektare Agar Banten Tak Diterjang Bencana
-
Siapkan Ruang Khusus Disabilitas, Layanan Perbankan BRI Cilegon Lebih Personal dan Bermartabat
-
Penghijauan Berbasis Edukasi dan Komunitas, Menanam Pohon Bukan Sekadar Seremoni
-
Melipir ke Bayah Lebak! Surga Pantai dan Lobster Murah untuk Libur Akhir Tahun Keluarga