SuaraBanten.id - Sejumlah nelayan di Tempat Pelelangan Ikan atau TPI 3 Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang mengeluhkan Tembok Penahan Tanah (TPT) yang biasa digunakan untuk sandar amblas.
Untuk penyababnya TPT itu amblas diduga ada dua kemungkinan.
Saat dikonfirmasi, Jumadi selaku Kepala TPI Labuan mengatakan, kemungkinan pertama amblasnya TPT di lokasi tersebut lantaran usia yang sudah cukup tua. Ia memperkirakan TPT tersebut sudah dibangun sekitar 15 tahun lalu.
“Usia TPI ini memang sudah lama, sudah tua juga karena kalau tidak salah dibangunnya itu 15 tahun lalu. Jadi kemungkinannya bisa (tanah amblas) gara-gara itu,” jelas Jumadi, Kamis (14/10/2021).
Bukan hanya TPT yang sudah cukup lama, faktor lainnya yakni pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di sekitar lokasi memutus sebagian tembok pelelangan untuk keperluan pondasi jembatan.
“Di situ (lokasi TPI) kan ada pembangunan JPO, dia mutusin pondasi yang ada di TPI. Maka terjadilah kehancuran kayak gini karena tembok penahannya enggak ada, amblas jadinya,” katanya.
Karena insiden TPT yang amblas, aktivitas bongkar muat ikan para nelayan menjadi terganggu. Saat ini, agar para nelayan tetap bisa melakukan aktivitas di TPI dibuat jembatan kayu sementara.
“Ini buat jembatan (dermaga) supaya kapal-kapal nelayan bisa nyandar. Karena kalau kami tidak berinisiatif kayak gini, kemungkinan nelayan akan kabur dari TPI,” ungkapnya.
Ia pun berharap pihak pihak berwenang bisa segera menyelesaikan masalah tanah amblas di pelelangan yang ia kelola. Sebab jika tak segera diperbaiki, ia makin khawatir suatu saat malah akan timbul korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Baca Juga: Polda Banten Sebut 26 Desa Rawan di Pilkades Pandeglang
“Kalau dibiarkan lama, kami khawatir bisa timbul korban. Maka harapan kami pihak terkait bisa secepatnya menangani masalah tanah amblas di pelelangan ini,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, para nelayan yang biasa melakukan aktivitas jual beli ikan di TPI 3 Labuan mengeluhkan amblasnya TPT di lokasi tersebut karena kapal sulit bersandar. Ditambah lagi aktivitas pembangunan JPO yang memakan sebagian badan sungai membuat lalu lintas kapal menjadi terganggu.
Berita Terkait
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan
-
Menelusuri Mawatu, Wisata Berkelanjutan Berbasis Pesisir di Timur Indonesia
-
Festival Sepak Bola Rakyat di Labuan Bajo, Eks Timnas Berharap Muncul Penerus Marselino Ferdinan
-
Evan Dimas Meriahkan Festival Sepak Bola Rakyat Coca Cola di Labuan Bajo
-
Mawatu Labuan Bajo, Wajah Baru Destinasi Premium di Timur Indonesia
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Polda Banten Warning Pelaku Pungli di Tempat Wisata: Jangan Coba-Coba Ganggu Wisatawan
-
Revolusi Hijau Industri Cilegon, MLP dan MFI Siapkan Bus Listrik untuk Jemputan Karyawan
-
Setahun Curi Isi Elpiji 3 Kg, Direktur SPBE di Serang Raup Rp3,3 Miliar dari Tabung Rakyat
-
Waspada Arus Nataru, Menkes Ungkap Angka Kematian Kecelakaan Motor Meningkat
-
Cek Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Selasa 23 Desember 2025, Jangan Sampai Telat!