Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Kamis, 07 Oktober 2021 | 06:19 WIB
Potret rumah Sukmaenah (50) warga Desa Janaka, Kecamatan Jiput, Pandeglang, terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni yang nyaris ambruk. [Istimewa]

SuaraBanten.id - Miris, potret rumah warga miskin di Kampung Mengger, Desa Janaka, Kecamatan Jiput, Pandeglang nyaris ambruk dan sering kehujanan.

Sukmaenah (50) dan keluarga terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni yang nyaris ambruk lantaran tidak punya biaya untuk melakukan perbaikan.

Berdasarkan pantauan, rumah Sukmaenah terlihat sangat memprihatinkan, genteng atap rumah sudah banyak yang berjatuhan dan diding bangun yang terbuat dari bambu sudah bolong sangat besar.

Lantaran genteng berjatuhan, bagian dalam rumah Sukaemah seringkali kebocoran. Bahkan saat musim hujan Sukaemah dan anak-anaknya tetap kehujanan meski di dalam rumah.

Baca Juga: Polisi Sita Ribuan Botol Miras dari Gudang Miras di Labuan Pandeglang

Diketahui, Sukaemah hidup di rumah tersebut bersama kedua orang anak – anaknya, sementara suaminya bekerja di daerah Jakarta sebagai kuli disebuah gudang perusahaan dan pulang ke rumah setiap satu bulan sekali.

Menurut informasi yang dihimpun, Sukaemah bersama anak dan suaminnya sudah 15 tahun menempati rumahnya tersebut.

“Jika musim hujan kehujanan, karena atap rumah banyak yang bocor,” kata Sukaemah, Rabu (6/10/2021).

Memang kata Sukaemah, ia mendapatkan program bantuan sosial (bansos) dari seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tapi kalau bantuan pembangunan rumah belum ada.

“Kalau Bansos PKH dan BPNT kami dapat,” ucapnya.

Baca Juga: Perampok Minimarket Bersenpi di Kragilan Serang Dibekuk, Satu Orang Diganjar Timah Panas

Sementara Camat Jiput, Suntama membenarkan, jika di wilayahnya ada warga yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Kondisi bangunan rumah nya kata dia, memang cukup memprihatinkan lantaran pihak keluarga tidak punya biaya untuk memperbaiki rumahnya.

Tapi lanjut Camat, pihaknya melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jiput, sudah mengajukan rumah milik Sukaemah tersebut agar mendapatkan program RTLH, tapi hingga saat ini belum ada realisasi.

“Sukaemah tergolong keluarga yang kurang mampu. Dia tidak punya biaya untuk memperbaiki rumahnya, tapi kalau Bansos seperti PKH dan BPNT sudah dapat,” ujar Camat.

Tadi pagi, pihaknya pun meninjau ke lokasi dan memgumpulkan RT/RW dan Kepala Desa, dan membicarakan masalah bangunan rumah Sukaemah tersebut. Kemudian disepakatai, sebelum menunggu program pemerintah tiba, perbaikan rumah Sukaemah akan dilakukan secara swadaya dulu.

“Kami bersama pihak desa akan melakukan perbaikan rumah Sukaemah secara swadaya, sebelum bantuan dari pemerintah turun,” pungkasnya.

Load More