SuaraBanten.id - Sebanyak 5 negara setop penggunaan vaksin AstraZeneca lantaran dikabarkan menyebabkan penggumpalan atau pembekuan darah.
Kelima negara itu menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam beberapa kondisi tertentu.
Diketahui, kelima negara tersebut yakni Kanada, Spanyol, Jerman, Belanda dan Prancis.
Diketahui, vaksin AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 buatan Universitas Oxford, Inggris.
Menggunakan Adenovirus Simpanse, dan sama seperti obat serta vaksin lainnya vaksin AstraZeneca diketahui memiliki efek samping tertentu.
Namun, efek samping ini tidak selalu parah. Ada yang ringan, sedang, hingga berat.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua orang memang bisa mengalami efek samping tersebut.
Sementara di Indonesia, dalam rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, sebanyak 620 ribu vaksin jadi AstraZeneca tiba beberapa waktu lalu.
Diinformasikan, baru-baru ini Indonesia baru saja menerima sumbangan Vaksin AstraZeneca dari Pemerintah Inggris hasil kerja sama bilateral Indonesia-Inggris.
Baca Juga: Daftar Juara Piala Super Jerman: Bayern Munich Unggul 3 Trofi dari Dortmund
“Kami menyambut baik kedatangan vaksin ini dan berterima kasih pada pihak Amerika Serikat dan Inggris atas vaksin yang diterima,” tutur Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dilansir dari terkini.id-Jaringan Suara.com, Selasa (17/8/2021).
Di sisi lain, ada lima negara yang justru tidak adatu berhenti menggunakan Vaksin AstraZeneca. Berikut daftar negara tersebut:
1. Kanada
Canada’s National Advisory Committee on Immunization (NACI), panel ahli independen menyebut masih belum jelas manfaat vaksinasi AstraZeneca pada usia di bawah 55 tahun sehingga mereka memilih menangguhkan vaksin AstraZeneca di rentang usia itu.
“Dari apa yang diketahui saat ini, ada ketidakpastian substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca Covid-19 bagi orang dewasa dibawah usia 55 tahun,” terang NACI dalam rilis tertulis, dikutip dari Reuters.
NACI mendesak, pihak perusahaan juga melakukan studi lebih lanjut terkait risiko dan manfaat vaksin Covid-19 mereka pada usia di bawah 55 tahun.
Berita Terkait
-
Kylian Mbappe Masih Cedera, Diragukan Bisa Tampil Lawan Alaves
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Bedah Rapor Mengerikan John Heitinga: 426 Laga, 8 Trofi, dan Final Piala Dunia
-
Media Belanda Laporkan John Heitinga Tolak Latih Timnas Indonesia
-
Penghargaan Prancis untuk Garin Nugroho: Bukan Sekadar Gelar, Tapi Pilar Masa Depan
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Melipir ke Bayah Lebak! Surga Pantai dan Lobster Murah untuk Libur Akhir Tahun Keluarga
-
200 Kg Limbah Radioaktif Cesium-137 yang Dicuri Akhirnya 'Balik Kandang' Utuh
-
Minta Warga Bersabar, DLH Tangsel: Penanganan TPA Cipeucang Terus Berjalan
-
Genting Award Gold: Jejak Kolaborasi Mengatasi Stunting dari Desa ke Nasional
-
Perang Bintang Investor di Krakatau Steel, Tiongkok Resmi Jadi Pesaing Baru Jepang dan Korea Selatan