SuaraBanten.id - Salah satu suku asli yang menidaimi Banten dikenal dengan nama suku Baduy. Suku Baduy terdiri dari dua kelompok berdasarkan tempat tinggilanya.
Keduanya yakni, suku Baduy luar atau suku Baduy yang menerima arus perkembangan zaman dan suku Baduy dalam, merupakan Suku Baduy yang mempertahankan nilai-nilai budaya leluhur dan menolak gelombang perkembangan zaman.
Ada perbedaan antara pakaian wanita suku Baduy dengan pria suku Baduy. Untuk pria pakaian ada dinamai Jamang Sangsang, sementara untuk perempuan salah satu cirinya memakai sanggul.
Masyarakat Baduy tak bisa terlepas dari budaya Banten. Untuk masyarakat baduy luar, mereka kerap dijumpai di tempat-tempat ramai di Ibu kota, biasanya mereka keluar dari kampungnya untuk menawarkan hasil perkebunannya seperti madu.
Pemuda-pemuda Baduy keluar mengenakan pakaian serba hitam dengan lomer yang melilit kepala.
Meskipun zaman sudah berganti, masyrakat suku Baduy tetap mempertahankan adat dan budaya mereka melalui pakaian yang dikenakan, Suku adat Baduy terbuat dari bahan yang didapat dari alam sekitar dan memproduksinya sendiri dengan cara tenun.
Untuk mengenal kebudayaan Baduy melalui pakaian adatnya, berikut ini merupakan penjelasan tentang pakaian adat suku Baduy.
Jamang Sangsang
Pakaian adat untuk pria Baduy disebut dengan Jamang Sangsang. Baju ini berlengan panjang dan hanya diletakkan pada tubuh.
Baca Juga: GAWAT! Sudah Ada 17 Kasus Covid-19 Varian Delta di Banten Hingga Jadi Sorotan WHO
Baju Jamang Sangsang didesain tanpa kerah, kancing, dan kantong dengan dominan warna putih.
Menariknya Jamang Sangsang tidak boleh dijahit menggunakan mesin jahit.
Warna putih ini melambangkan kehidupan suku Baduy yang suci dan tidak terpengaruh oleh budaya luar.
Warna ini hanya dikhususkan untuk masyarakat Baduy dalam dilengkapi dengan ikat kepala berwarna putih dan golok.
Sedangkan bagi masyarakat suku Baduy luar, mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam atau biru tua dengan motif batik, berbeda dengan suku Baduy dalam, desain baju kampret suku Baduy luar telah terpengaruh dengan budaya luar dengan terciptanya kantong dan kancing yang digunakan.
Untuk bawahan atau celana, suku Baduy menggunakan kain berwarna biru kehitaman yang dililitkan pada bagian pinggang.
Celana diikat dengan sehelai kain yang berfungsi sebagai ikat pinggang.
Tag
Berita Terkait
-
Kelas Rusak, Guru Mengundurkan Diri: Realitas Miris di SMK Al-Anshor Tangerang
-
Radiasi Cs-137 di Cikande Berhasil Dinetralisir
-
Aktifkan Lagi Kepsek SMAN 1 Cimarga, Tindakan Gubernur Banten Dinilai Ada Celah Hukum, Kenapa?
-
Andra Soni dari Partai Apa? Aktifkan Lagi Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga yang Tampar Siswa
-
Utang dan Kekayaan Andra Soni, Gubernur Banten yang Nonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Gawat! Ribuan Hewan Ternak Terancam Dilenyapkan Akibat Paparan Cs-137 di Serang
-
Begini Perjuangan Siswa Sekolah di Pandeglang Menyeberangi Sungai yang Tiba-tiba Meluap
-
CSR BRI Peduli - Yok Kita Gas Dukung UMKM Hijau Lewat Inovasi Pengolahan Sampah di Bogor
-
18 Tahun Menanti! Tangis Haru Pegawai Honorer Pemkot Serang Pecah saat Terima SK PPPK
-
Waspada! 5 Sampel Makanan di Tangerang Positif Mengandung Zat Berbahaya