SuaraBanten.id - Suami korban meninggal usai vaksin geram, Michael Sigarlaki kesal lantaran pihak Puskesmas kukuh kematian istrinya bukan karena vaksin.
Michael yang istrinya meninggal 10 hari usai divaksin geram dengan sikap Puskesmas Motoling.
Pihak puskesmas mendatangi rumah duka bersikeras mengatakan bahwa istrinya meninggal bukan karena divaksin, tetapi karena tubuhnya kekurangan hemogoblin (Hb) atau yang lebih dikenal orang dengan sebutan Hb rendah.
Karena hal tersebut, suasana rumah duka sempat bergejolak karena menurut Michael, keluarga tidak bisa menerima alasan dari pihak puskesmas itu.
“Jadi, pas pemakaman ada yang datang dari Puskesmas memberikan klarifikasi jika hasil akhir dari pemeriksaan kematian istri saya itu karena Hb rendah,” ungkap Michael, dikutip dari terkini.id-Jaringan Suara.com, Kamis (22/7/2021).
“Ini memicu kemarahan karena keluarga tidak bisa menerima alasan itu, tapi kemarahan itu cepat diredam karena keluarga ikhlas kalau istri saya nyawanya sudah tidak bisa dikembalikan lagi.”
Kata Michael, perlakuan Puskesmas Motoling membuat dirinya dan keluarga kesal, karena pihak puskesmas bersikeras jika mereka tidak mau melihat penyebab awal hingga istrinya mengalami sakit dan Hb turun, tetapi hanya bersikukuh bahwa penyebab akhir hingga kematian yang dilaporkan.
Tak hanya itu, ketika Michael menjelaskan kronologi jika istrinya yang dalam kondisi sehat saat mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca tiba-tiba mengalami demam, sakit kepala, mual hingga kondisinya drop, sebelum kemudian meninggal di hari ke-10.
Mendengar penjelasan Michael, pihak puskesmas tetap menganggap kronologi kejadian itu bukan penyebab kematian dan ngotot disebabkan Hb rendah.
Baca Juga: Tuding Virus Corona Sengaja Dibuat, Babe Haikal: Saya Oposisi, Setuju Jokowi Mundur
“Jadi, pihak puskesmas katanya tidak melihat kejadian awal, tapi penyebab akhir. Kalau penyebab awal, itu tidak masuk laporan,” beber Michael.
“Itu yang bikin keluarga marah. Saya contohkan tentang teori bola es, kan itu dari kecil kemudian jadi besar. Bagaimana bisa langsung besar saja tanpa ada penyebabnya?”
Pria yang berprofesi sebagai seorang pengajar itu juga mengaku sangat menyesali kinerja dari puskesmas.
Pasalnya, sejak awal istrinya sakit dan dibawa ke ke sana, sama sekali tidak pernah ada satu pun dokter yang bisa ditemui di tempat itu.
“Kami beberapa kali ke Puskesmas, itu dokter tidak pernah ada,” ungkapnya.
Michael pun berharap agar kondisi yang menimpa keluarganya, di mana istri yang dinikahinya selama tujuh tahun dan telah memberikan dua orang anak itu, menjadi yang terakhir dikarenakan buruknya pelayanan kesehatan untuk masyarakat di pedesaan, termasuk puskesmas yang tidak memiliki pelayanan dokter.
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga! Korban Billboard Raksasa di Tangsel Merana, Harta Ludes Dijarah Maling
-
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru Kabupaten Serang, Jumat 10 Oktober 2025
-
Rahasia 4 Kemenangan Beruntun Persita: Bukan Soal Pemain Inti, Tapi...
-
Raih Penghargaan Indeks Tempo-IDN Financials 52, BRI Optimistis BRI Tumbuh Berkelanjutan
-
Tehyan, Simbol Akulturasi Tionghoa Benteng Diusulkan Jadi Warisan Budaya Nasional