Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Jum'at, 16 Juli 2021 | 10:05 WIB
Ferdinand Hutahaean: Benarkah Jokowi Punya Buzzer? Ayo Kita Lihat Faktanya! (YT/Ferdinand Hutahaean)

Yahya Waloni kemudian menilai bahwa kebijakan tersebut hanya semata-mata senjata politik saja.

“PPKM Jawa-Bali ini cuma senjata politik, kalau kita lihat dari analisis politik, penduduk terbesar Indonesia itu di Pulau Jawa. Dan umat Islam juga besar di Jawa,” terangnya

“Nah, jangan sampai mereka bisa mengukur kekuatan muslim di RI. Sebab kalau Pulau Jawa dan Bali sudah bisa dipetakan, maka Insya Allah akan mudah bagi mereka menguasai Indonesia.” sambung penceramah berdarah Sulawesi itu.

Yahya Waloni bahkan menilai bahwa kebijakan ini juga merupakan strategi Komunis untuk mengukur persatuan dan kesatuan Umat Islam.

Baca Juga: Sempat Macet Parah, Begini Situasi Lalin di Pos Penyekatan Mampang Hari Ini

“Karena yang paling ditakuti Komunis adalah persatuan Umat Islam,” tegasnya.

“Apakah kalian berdiam diri lihat agama kalian diganggu? Kata Buya Hamka, barang siapa berdiam diri agamanya diganggu gantilah pakaianmu dengan kain kafan, lebih baik mati saja.” tuturnya.

Ia kemudian mengajak umat Islam agar merapatkan barisan dan bersatu untuk melawan permecah belah umat Islam.

“Mari rapatkan barisan kita bela agama ini. Dunia tak akan selamatkan kita, hanya iman dan amal soleh yang selamatkan kita. Ingat, jangan kamu taat pada perintah-perintah orang kafir,” katanya.

Baca Juga: Pelanggan Tetap di Rumah Saat PPKM Darurat, Grab Terapkan Standar Jaminan Ini

Load More