Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Jum'at, 16 Juli 2021 | 10:05 WIB
Ferdinand Hutahaean: Benarkah Jokowi Punya Buzzer? Ayo Kita Lihat Faktanya! (YT/Ferdinand Hutahaean)

SuaraBanten.id - Ferdinand Hutahaean angkat suara menanggapi tudingan Ustaz Yahya Waloni soal PPKM Darurat.

Ferdinand Hutahaean sebut Yahya Waloni asal bicara. Ferdinand tanggapi pernyataan pendakwah kontroversial Yahya Waloni sebut PPKM darurat senjata politik. Bahkan Yahya Waloni sebut PPKM Darurat Strategi komunis.

Melalui cuitan di akun Twitternya, Kamis (15/7/2021) Ferdinand sebut pernyataan Yahya Waloni tak berdasar pemahaman baik dan benar soal PPKM.

Ferdinand menilai Ustaz Yahya tidak berpikir dampak dari ucapannya melainkan hanya asal bicara saja.

Baca Juga: Sempat Macet Parah, Begini Situasi Lalin di Pos Penyekatan Mampang Hari Ini

“Yahya Waloni ini tanpa pemahaman yang baik dan benar tentang PPKM dan tak berpikir dampak dari ucapannya apakah salah atau benar, dia tak perduli yang penting bicara,” cuit Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand pun menilai, Yahya hanya mengejar popularitas semata dengan berlandaskan kebencian.

Oleh karena itu, ia menganggap pernyataan Yahya Waloni soal PPKM tersebut adalah sampah lantaran hanya fokus pada kafir dan bukannya bicara soal substansi dari kebijakan itu.

“Mengejar popularitas dengan landasan kebencian, majanya fokusnya pada kafir bukan substansi PPKM. Memang sampah..!!,” tegas Ferdinand Hutahaean.

Sebelumnya  diberitakan, Ustaz Yahya Waloni angkat suara soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM) Darurat Jawa-Bali.

Baca Juga: Pelanggan Tetap di Rumah Saat PPKM Darurat, Grab Terapkan Standar Jaminan Ini

Yahya Waloni sebut PPKM darurat senjata politik. Bahakan Yahya Waloni sebut PPKM Darurat Strategi komunis.

Yahya Waloni sebut PPKM Jawa-Bali untuk mengukur persatuan umat Islam di Pulau Jawa yang jumlah penduduk dan muslimnya terbanyak.

Tak hanya itu, Yahya Waloni sebut PPKM lukai umat Islam mengingat saat hari Idul Adha masih diberlakukan PPKM.

“Kita semua tahu tanggal 20 Juli adalah pelaksanaan hari besar Islam, untuk peringati hari raya kurban Idul Adha,” kata Yahya Waloni, dikutip dari terkini.id-Jaringan Suara.com, Jumat (16/7/2021).

Menurut Yahya Waloni, setiap hari besar Islam pemerintah selalu berdalih dengan alasan Covid-19 menjelang perayaan tersebut.

“Ini mengapa tiap pelaksanaaan besar Islam selalu dikopat-kopitkan,” lanjutnya.

Load More