Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Minggu, 04 Juli 2021 | 11:36 WIB
Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan menuju kota Rangkasbitung di Lebak, Banten, Jumat (21/5/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas]

SuaraBanten.id - Dr Tirta Mandira Hudhi bongkar rahasia warga Baduy tak pernah positif Covid-19. Dr Tirta beberkan rahasia warga Baduy tak pernah Positif Covid-19.

Dr Tirta sebut tak seorangpun warga Baduy Positif Covid-19. Dr Tirta ungkap hasil analisisnya soal warga Baduy tak pernah positif Covid-19.

Diketahui, berdasarkan data sejak pertama kali Covid-19 muncul Maret 2020 lalu hingga Juni 2021 tidak seorang pun kasus Covid-19 di Baduy.

Hal itu dibenarkan oleh Dr Maytri Nurmaningsih selaku Kepala Puskesmas Cisimeut, Kabupaten Lebak, Banten.

Baca Juga: Eko Kuntadhi Soal UAS Ngamuk Gegara Penutupan Masjid: Ente Gak Malu Sama Akal Sehat?

"Betul sampai saat ini kita tidak menerima satu pun kasus covid di masyarakat Baduy. Ini berlaku sejak pandemi tahun 2020 sampai sekarang bulan Juni 2021," ungkapnya dikutip dari Terkini.id-Jaringan Suara.com Sabtu (3/7/2021)

"Satu pun tidak pernah teridentifikasi terpapar virus corona," sambungnya Kepala Puskesmas tersebut.

Dr Maytri pun menjelaskan bahwa sejak bulan Maret 2020 lalu, pemerintah setempat telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat Baduy secara intens.

"Khususnya masyarakat Baduy, penjelasannya harus detail, dan info yang sangat dasar sekali. Mereka tidak bisa disamakan dengan desa-desa lainnya," ungkapnya.

"Dan sampai detik ini mereka sudah mengerti kok cara cuci tangan, pakai masker, dan sebagainya," sambungnya.

Baca Juga: Polisi Razia Masjid Perkotaan Hingga Pinggiran, Pastikan Masjid Ditutup Saat PPKM Darurat

Mendengar penjelasan Kepala Puskesmas Cisimeut, Dr Tirta membeberkan hasil analisanya terkait mengapa masyarakat Baduy tidak terkena Covid-19.

Dr Tirta mengatakan bahwa ada salah satu pola kebiasaan masyarakat Baduy yang tidak dipraktikkan oleh masyarakat kota pada umumnya.

"Kita perlu kita contoh warga yang sangat terikat kekeluargaannya, hubungan antar manusia, hubungan adat dan ketua adat," tuturnya.

"Mereka semua patuh, jika ketua adat bicara A, maka semua warga patuh. Maka itu mobilitas warga bisa dikontrol," ungkapnya.

"Mereka juga dikenal selalu menjauhi perdebatan, bagi mereka yang penting jaga kesehatan," pungkasnya.

Dr Tirta pun menegaskan bahwa gaya hidup dari masyarakat Baduy jauh dari kata malas-malasan dan rebahan.

"Selanjutnya, mereka juga selalu menjauhi gaya hidup bermalas-malasan atau rebahan, inilah salah satu faktor risiko yang meningkatkan comorbid, dan faktor tidak sehat," ungkapnya.

"Beda dengan warga ibu kota besar, kerja selalu pakai AC sentral, sering rebah-rebahan," tutup Dr Tirta.

Load More