SuaraBanten.id - Warga Tangerang, Joko Santoso meninggal dunia bukan karena vaksin COVID-19. Melainkan darah tinggi. Hal itu berdasarkan investigasi Komisi Nasional Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI).
Hasil penyelidikan ini pun dirilis dan ditandatangani oleh Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Banten Edison P Saragih dan Sekretaris Komda PP KIPI Banten Arif Budiman.
"BPOM dan Pokja KIPI kota Tangerang melakukan Causality Asessment dan ditemukan bahwa kematian Tn. JS bukan karena vaksin Covid-19," tulis resmi yang diterima Suara.com, Selasa (29/6/2021).
Komnas PP KIPI menjelaskan awal mulanya Joko Santoso melaksanakan vaksinasi. Berawal pada Selasa (15/6) Joko vaksin di SDI Cidekia, Kunciran Baru, Kota Tangerang.
"Skrining pra-vaksinasi dengan riwayat tekanan darah terkontrol," katanya.
Pada rabu (16/6) Joko mulai merasakan batuk dan demam. Sehingga Kamis (17/6) ia berobat ke klinik F, diberikanlah obat sesuai keluhan.
"19 Juni pasien masih merasa batuk dan berobat ke klinik Y dengan diberikan obat sesuai keluhan," tuturnya.
"22 Juni 2021, pasien diminta diberikan infus oleh tetangganya yang merupakan seorang perawat," tambahnya.
Komnas KIPI menerangkan, pada Rabu (23/6) pasien pergi ke puskesmas untuk dilalukan perawatan.
Baca Juga: 16 Lokasi Vaksinasi Gratis di Kota Batam Terbaru
"Dalam pemeriksaan di batas normal, dilakukan swab antigen dan hasilnya negatif. Disaranlan untuk isolasi mandiri serta dilakukan PCR esok harinya," tulisnya.
Sepulangnya dari puskesmas, pukul 12.30 WIB, Joko minta untuk diperiksa oleh tetangganya. Hasilnya, tekanan darah tinggi dan penurunan kadar oksigen.
"23 Juni 2021 pukul 15.45 WIB dibawa ke RS PI, didapatkan henti napas dan henti jantung dan dinyatakan meninggal dunia,"katanya.
Dalam kasus ini, KIPI melaporkan sejumlah kesimpulan atas investigasi yang mereka lakukan melalui rilis itu.
"Demam dan batuk pada pasien tidak berkaitan dengan vaksinasi Covid-19. Gejala demam dan batuk yang timbul setelah vaksinasi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan/atau virus pada saluran pernafasan," papar Komnas PP KIPI di rilis itu.
Kesimpulan kedua, yakni data pemeriksaan medis Joko Susanto dianggap belum lengkap dan komprehensif untuk dapat mengarahkan diagnosis akhir terkait suatu penyakit tertentu.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
-
Seorang Dokter di Inggris Coba Bunuh Pasangan Ibunya dengan Vaksin COVID-19 Palsu!
-
Pesta Seks Selama Pandemi dan Kebohongan Vaksin Covid-19, Dokter di New York Terancam Penjara!
-
Kemenkes Bantah Adanya Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Definisinya Beda Jauh
-
Pakar Minta Ada Kajian Lebih Dalam Terkait Efek Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Brio, Ini 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Sporty dan Irit Mulai Rp60 Jutaan
- Siapa Brandon Scheunemann? Bek Timnas Indonesia U-23 Berdarah Jerman yang Fasih Bahasa Jawa
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Nissan 3 Baris Mulai Rp50 Jutaan, Pas untuk Keluarga
Pilihan
-
Ole Romeny Bagikan Kabar Gembira Usai Jalani Operasi, Apa Itu?
-
Krisis Air Ancam Ketahanan Pangan 2050, 10 Miliar Penduduk Dunia Bakal Kerepotan!
-
Mentan Amran Sebut Ada Peluang Emas Ekspor CPO RI ke AS usai Kesepakatan Tarif
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi dan Irak di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia
Terkini
-
Terduga Pelaku Pelecehan Seksual dan Pihak SMAN 4 Serang Dipanggil Polisi
-
Ratusan Orang Tenteng Sajam Kepung Petani di Lebak, Tanaman dan Gubuk Dirusak
-
Ratusan Rumah di Sukadana Serang Dibongkar, Warga Direlokasi dan Dijanjikan Uang Kerohiman
-
Mayat Pria Asal Tangerang Mengambang di Kali Ciujung, Tangan Patah, Ada Luka Benturan di Wajah
-
KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Dilempari Batu Orang Tak Dikenal