Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Jum'at, 25 Juni 2021 | 17:59 WIB
Jenazah pasien Covid-19 diangkut menggunakan terpal.[telisik.id]

SuaraBanten.id - Parah, jenazah pasien Covid-19 diangkat pakai terpal. Jenazah pasien Covid-19 diangkat pakai terpal, anggaran Covid-19 dipertanyakan.

Baru-baru ini beredar video jenazah pasien Covid-19 diangkat pakai terpal, Jumat (25/6/2021). Bahkan jenazah pasien Covid-19 dikubur tanpa protokol kesehatan. Video pasien Covid-19 sita perhatian publik

Diketahui, jenazah pasien Covid-19 tersebut berinisial LL (63) asal Desa Kanganara, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tampak dalam video tersebut, petugas yang menggotong jenazah pasien hanya memakai APD seadanya, bahkan keluarga yang ikut menggotong jenazah pun sama sekali tak terlihat memakai APD.

Baca Juga: Pecah Rekor! 17 Pasien Covid-19 di Wonogiri Meninggal Dalam Sehari

Kejadian jenazah pasien Covid-19 diangkat pakai terpal sontak memunculkan dugaan publik terkait pengelolaan anggaran COVID-19 di Kabupaten Ende, yang besarannya mencapai hingga Rp 80 miliar.

Minimnya APD dan kantung mayat, serta kelengkapan lainnya kian membuktikan buruknya kinerja Pemkab Ende dan Satgas dalam mengelolah anggaran COVID-19 untuk menangani jenazah.

Kepala Puskesmas Detukeli, Serafinus Sage, kepada awak media membenarkan video yang beredar di jejaring sosial itu.

Ia mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada proses pemulangan jenazah dari pihak rumah sakit ke keluarga.

Sebelum dikubur, jenazah LL memang dibungkus menggunakan terpal lalu dipikul oleh dua petugas relawan.

Baca Juga: Soal Jenazah Pasien COVID-19 Diangkut Pakai Truk, Wagub DKI: Semua Diantar Ambulans

"Korban terpaksa digotong dengan terpal untuk menghindari cairan tubuh yang jatuh mengenai petugas dan tercecer ke tempat lain, apalagi memang tidak ada kantung mayat," kata Serafinus Sage.

Sedangkan petugas yang membantu menggotong jenazah itu, tambah dia, bukan petugas medis tetapi petugas relawan yang belum pernah dibekali dengan pelatihan khusus tentang penanganan pasien COVID-19.

"Mereka yang menggotong jenazah itu merupakan petugas relawan yang diperbantukan. Memang sekarang kondisinya begitu. APD kosong sehingga tidak ada yang berani menangani jenazah pasien COVID-19," ungkapnya.

Sementara itu, informasi yang diterima Telisik.id, korban LL diketahui berkontak erat dengan salah satu pasien positif yang sekarang tengah dirawat di RSUD Ende dan keluarga lain yang sedang menjalani masa karantina.

Load More