SuaraBanten.id - RSUD Tangerang penuh pasien COVID-19. Sebab 23 pasien COVID-19 datang bersamaan ke rumah sakit.
Mereka diangkut ambulans yang datang bersamaan pula. Video kedatangan mereka viral di media sosial. Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSU Kabupaten Tangerang, Hilwani memberikan penjelasan terkait video tersebut.
Dalam peristiwa itu ada 23 pasien tiba di RSU Kabupaten Tangerang. Namun secara keseluruhan sebanyak 107 pasien menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
"Iyah itu betul, jadi saat itu memang Intalasi Gawat Darurat (IGD) nya lagi over. Jadi banyak rujukan-rujukan puskemas ke rumah sakit kita, (kalau) ambulannya engga sampai 10, karena 1 ambulan 1 pasien," ujar Hilwani saat dikonfirmasi, Jumat (18/6/2021).
"Kalau yang dirawat sudah 107 pasien, kalau yang di IGD 30-40 pasien, 23 di antaranya Covid-19," kata Hilwani.
Maka dari itu, Hilwani menegaskan jika pihaknya akan lebih selektif lagi dalam menerima pasien.
Pasalnya kapsitas di tempatnya sudah penuh atau overload.
"Iyah udah sementara, kita sleektif yah. Untuk rujukan, kita tidak bisa terima, karena ruangannya penuh. Soalnya ini saja sudah penambahan extra bed, sebelumnnya kan 92. Baru baru ini melonjak, jadi ditambah totalnya 107," tutupnya.
PSBB se-Jawa
Baca Juga: Pria Asal Indonesia Terkonfirmasi Positif Covid-19 Masuk Singapura Secara Ilegal
Presiden Jokowi diminta terapkan PSBB se-Jawa karena kasus COVID-19 tinggi karena mudik lebaran. Bahkan 5 organisasi profesi kedokteran umumkan desakan itu.
Mereka meminta pemerintah untuk bertindak cepat mengatasi lonjakan Covid-19 sebab rumah sakit sudah menuju kolaps, kebijakan PPKM Mikro dinilai tidak efektif.
Kelima organisasi itu antara lain; Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN).
"Kami mendorong pemerintah pusat memberlakukan PPKM secara menyeluruh dan serentah terutama di Pulau Jawa dan memastikan implementasinya dilakukan dengan maksimal," kata kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Agus Dwi Susanto dalam jumpa pers virtual, Jumat (18/6/2021).
Agus menegaskan, PPKM Mikro ini kurang tepat, sebab banyak daerah yang tidak menerapkannya dengan maksimal, sehingga implementasi kebijakannnya perlu diperketat.
"PPKM Mikro ini saya rasa kurang tepat, jadi lebih pas PPKM seperti awal bulan Januari lalu, atau bahkan PSBB seperti tahun lalu, itu akan lebih kuat dampaknya mengurangi transmisi di populasi," tegasnya.
Berita Terkait
-
Persita Tangerang Optimalkan Pemulihan Fisik Pemain, Strategi Krusial Hadapi Bhayangkara FC
-
Bhayangkara FC Sedang On Fire, Persita Tangerang Fokus Pemulihan Kondisi Fisik
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
Cegah Pencemaran, TPA di Jabodetabek Diminta Tutup Tumpukan Sampah
-
Enggan Berpikir Jauh, Persita Tangerang Fokus Laga Demi Laga
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Laba Rp41,2 Triliun dan Aset Tembus Rp2.100 Triliun, BRI Mantap Lanjutkan Strategi Buyback Saham
-
Viral, Pegawai Puskesmas di Kota Serang Asyik Senam saat Pasien Antri Pelayanan
-
Lantik 269 Pejabat Baru, Wali Kota Serang Minta ASN Rajin Turun ke Masyarakat
-
14.000 Lebih Pengunjung Padati FLOII Expo 2025: Bukti Potensi Besar Industri Tanaman Hias Indonesia
-
Cengkeh Terkontaminasi Radioaktif? Begini Penjelasan Lengkap Pemerintah Soal Kasus Lampung Selatan