Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Rabu, 16 Juni 2021 | 14:23 WIB
Gedung BRI. (Dok: BRI)

SuaraBanten.id - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mencatat, BRI menyumbangkan dividen sebesar Rp11,7 triliun, atau sebesar 26,4 persen dari total Rp45 triliun dividen yang diterima negara dari BUMN. Kontribusi BRI tersebut menjadikan BRI sebagai BUMN penyumbang deviden terbesar bagi negara pada tahun 2020.

Sebagai salah satu BUMN penyumbang deviden terbesar bagi negara tahun lalu, BRI berkomitmen menjaga kinerja positifnya meski perekonomian dihadang pandemi Covid-19 dan konsisten dalam memberikan nilai sosial dan ekonomi bagi stakeholder di saat bersamaan.

Di masa sulit seperti sekarang, tidak mudah menghadirkan nilai-nilai sosial (social values) dan ekonomi (economic values) secara beriringan. Namun hal itu sudah menjadi tugas ganda bagi bank berkode saham BBRI tersebut.

Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pihaknya ternyata mampu menjawab tantangan. Hal itu terbukti dari kemampuan perseroan menjaga faktor-faktor fundamental tetap prima kendati ekonomi diserang pandemi.

Baca Juga: Meski Pandemi, BRI Konsisten Jadi Penyumbang Dividen Terbesar pada 2020

Aestika menjelaskan, hingga tutup tahun 2020, aset BRI mampu tumbuh positif hingga menembus Rp1.511,81 triliun, dan mampu membukukan laba sebesar Rp18,66 triliun. Artinya, aset mengalami pertumbuhan yang sehat dan menghasilkan profitabilitas yang positif pula.

“Dengan kondisi fundamental yang baik dan sehat ini, ke depan, kami yakin terus mampu mendeliver social values dan economic value kepada seluruh stakeholder dan menjadi mitra utama pemerintah dalam upaya membangkitkan perekonomian nasional. Saya kembali sampaikan bahwa BRI memang fokusnya di segmen mikro namun apa yang dikerjakan BRI berdampak makro terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

Ke depan, BRI berkomitmen menjaga tren pertumbuhan kinerja agar terus sustain dan memberikan pertumbuhan positif. Dua strategi utama BRI untuk terus tumbuh berkelanjutan adalah melalui pemberdayaan UMKM di Indonesia, yakni pertama, dengan menaikkelaskan pelaku UMKM di Indonesia, dari mikro menjadi kecil dan kecil menjadi menengah.

Strategi kedua, BRI terus mencari sumber pertumbuhan baru, sehingga BRI akan menyalurkan pinjaman ke segmen yang lebih kecil lagi (ultra mikro). Maka saat ini, BRI menyiapkan strategi go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). Tentunya pada akhirnya, BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin.

Di samping itu, BRI juga akan terus berkontribusi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui penyaluran berbagai stimulus yang dapat meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat yang akan meningkatkan permintaan kredit nasional. Strategi "Business Follow the Stimulus" tersebut difokuskan BRI kepada UMKM dan BRI berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap harus berkualitas.

Baca Juga: BRI Konsisten Jadi Penyumbang Deviden Terbesar pada 2020

Aestika pun menyebut strategi dan usaha BRI untuk terus tumbuh secara sustainable diapresiasi oleh para stakeholder, khususnya para pemegang saham. Hal tersebut tercermin dari peningkatan harga saham BRI yang saat ini telah kembali berada di atas level 4.000 rupiah per lembar saham, atau telah kembali bergerak dikisaran harga sebelum pandemi.

Sepanjang 2020, BRI juga menyabet berbagai pengakuan bergengsi ditataran nasional maupun internasional. BRI mendapatkan 70 penghargaan bergengsi sepanjang 2020, diantaranya masuk dalam Top 1000 World Bank dengan ranking pertama di Indonesia.

BRI pun meraih Best Companies 2020 dan 1st Indonesia’s Largest Public Companies oleh Forbes Indonesia. Selain itu BRI juga dinobatkan sebagai Bank Pendukung UMKM terbaik oleh Bank Indonesia.

Load More