Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 19 Mei 2021 | 09:13 WIB
Keluarga Rosidah nekat ngemis demi sekolahkan anak [Adi Mulyadi]

SuaraBanten.id - Imbas Pandemi Covid-19 keluarga ini tak berpenghasilan dan ngemis demi sekolahkan anak ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pasangan suami istri atau Pasutri nekat ngemis demi sekolahkan anak di lampu merah simpang empat alun-alun Cilegon.

Pasutri Rosidah (36) dan Gita Bahari (51) serta anaknya Suci Ajeng Mulia (16) minta-minta dipinggir jalan. Mereka merupakan warga Jombang Kali, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.

Usaha duplikat kunci Rosidah sudah tujuh bulan terakhir tak didatangi pelanggan. Karenanya, ia tak memperoleh pemasukan sama sekali dan memutuskan nekat ngemis di jalan.

Baca Juga: Curi Alkes di RSUD Lebak Komplotan Ini Angkut Pake Mobil Mewah

Rosdiah mengemis di simpang empat Alun-alun Kota Cilegon demi mewujudkan mimpi anaknya mengenyam pendidikan, Suci Ajeng Mulia, yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat SMK.

Selain di simpang empat alun-alun kota Cilegon, ia juga mengemis di simpang empat Damkar, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.

Sesekali, aksi berharap belas kasihan yang dilakukan Rosidah dari pengguna jalan tersebut ditemani suaminya, Gita Bahari (51). Di leher Rosdiah terkalung spanduk dengan tulisan memohon bantuan untuk daftar sekolah anaknya di SMK.

Gita Bahari suami Rosidah mengatakan, dirinya sudah 25 tahun tinggal di Kota Baja dan sudah beralamat di Kota Cilegon. Tidak bisa berbuat banyak, untuk anaknya bersekolah. Istri Gita Bahari nekat mengalungkan spanduk di lehernya.

"Saya udah 25 tahun disini, ini kartu KK saya. Istri saya tidak setiap hari kaya gini, hanya sesekali saja, kebetulan saat ini ditemani saya," katanya.

Baca Juga: Tuding Ulama 212 Bohong, Youtuber Fransiskasari: Kapan Palestina Berjasa?

Dikatakan Gita Bahri, dirinya sampai dengan saat ini belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah untuk anaknya bersekolah. Oleh karena itu ia dengan istri nekat mengemis di lampu merah.

"Bukan prihatin lagi yang saya lakukan, tapi ngenes ini mah. Montang-manting kesana kemari, tidak ada pemasukan sudah 7 bulan saya," ujarnya.

Dirinya sangat berharap besar adanya bantuan dari donatur atau pemerintah, supaya bisa menyekolahkan anaknya.

"Sangat berharap sekali, minimal masuk sekolah aja saya udah seneng banget apalagi ada bantuan seluruhnya," harapnya.

Rosidah mengatakan, dirinya terpaksa negmis demi anak bisa terus mengenyam pendidikan setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah (Mts) di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang.

“Di Anyer ikut sama neneknya, sekolah di sana,” ujarnya.

Rosdiah mengaku terpaksa mengemis Karena usaha jasa duplikat kunci yang biasa dikerjakan suaminya sepi selama tujuh bulan terakhir.

"Sepi suami saya sudah tidak ada pemasukan sama sekali, akhirnya ini yang bisa saya lakukan," pungkasnya.

Kontributor : Adi Mulyadi

Load More