SuaraBanten.id - Tahun 1832 Sultan Safiudin anak dari Ratu Asyiah sekaligus Sultan terakhir Banten diasingkan Belanda ke Surabaya, karena dianggap jadi biang kerok mengganggu pemerintahan Belanda.
Kraton Kaibon, salah satu saksi bisu adanya Sultan Syafiudin. Kraton Kaibon saat ini menjadi salah satu situs bersejarah yang ada di Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Masyarakat yang hendak mengunjungi cukup mudah, sekitar 20 menit perjalanan dari pusat Pemerintahan Kota Serang. Sebelum masuk ke pertigaan menuju Maulana Hasanudin Banten.
Kraton Kaibon, didirikan sebagai bentuk penghormatan Belanda kepada Kesultanan Banten, namun politik Belanda yang licik kala itu malah menghancurkan Keraton Surosowan pada tahun 1809, Ratu Asyiah dan anaknya Sultan Syafiudin akhirnya dipindahkan oleh Belanda ke Kraton Kaibon. Hal itu dilakukan Belanda untuk meredam gejolak di masyarakat Banten.
Baca Juga: Ngendorse Baju, Nissa Sabyan Malah Dihujat Netizen
Sejarawan Banten yang bertugas di Kepurbakalaan, Mulangkara menceritakan, Keraton Kaibon adalah rumah dari Ratu Asyiah dan anaknya Sultan Syafiudin.
"Ini kediaman ibu Ratu Asyiah ibu dari Sultan Syafiudin, sultan terakhir Banten. Dipindahkannya kesini setelah penghancuran Surosowan oleh Dendes," katanya ditemui SuaraBanten.id, Senin (26/4/2021).
Selain untuk kediaman Ratu Asyiah dan anaknya Sultan Syafiudin, Keraton Kaibon juga digunakan untuk pusat pemerintahan Ratu Asyiah yang kala itu mengendalikan Banten.
"Saat itu Sultan Syafiudin baru berusia 5 tahunan. Pemerintahan juga pindah kesini ke Kedaton Kaibon mulai 1809 sampai 1813, meskipun Dendes sendiri atau Belanda berada dalam tekanan Napoleon Prancis," ujar Mulangkara.
Dijelaskan Mulangkara, saat anak dari Ratu Asyiah sudah mulai dewasa sekitar usia kurang lebih 29 tahun Keraton Kaibon di bongkar oleh Van Den Bosch Belanda, dengan alasan Kesultanan dianggap tidak bisa kerjasama.
Baca Juga: Rans Cilegon FC Belum Punya Stadion, Mungkin Akan Bermarkas di Jakarta
"Nah Ratu Asyiah saat itu menikah dengan Bupati Caringin, sementara anaknya Sultan Syafiudin ditangkap oleh Belanda dan di buang ke Surabaya, beliau sampe wafat di Surabaya," terangnya.
- 1
- 2
Tag
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Desa Hargobinangun Masuk 40 Besar BRILiaN, UMKM Lokal Terus Berkembang Bersama BRI
-
Akselerasi Inklusi Keuangan di Pedesaan, Bank Mandiri Gandeng BUMDes dan UMKM Lokal
-
Undang Ratusan Industri dan Ormas, Kapolres Cilegon Pastikan Tak ada Ampun Bagi Preman
-
Ketua, Waka Kadin Cilegon, dan Ketua HNSI Jadi Tersangka, Buntut Minta Jatah Proyek Tanpa Lelang
-
Ancam Setop Proyek CAA, Ketua HNSI dan HIPMI Digilir Polda Banten