Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 29 Maret 2021 | 11:50 WIB
Tangkapan layar komentar Ferdinand Hutahaen (Twitter)

SuaraBanten.id - Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean ikut angkat bicara soal video viral Ustaz Hasyim Yahya yang mengatakan 'Orang Islam Baik Yang Menjadi Teroris' yang viral di Twitter, Minggu (28/3/2021).

Ferdinand Hutahaean juga membagikan cuitan yang mengunggah video ini dan menandai beberapa akun Polri.

"Benarkah video ini asli? Kalau benar, apakah orang seperti ini harus dibiarkan terus menebar permusuhan dan kebencian terhadap sesama? @CCICPolri @DivHumas_Polri @Puspen_TNI," tulis @FerdinandHaean3.

Sebelumnya diberitakan, pernyataan kontroverisal mengenai orang Islam baik yang menjadi teroris menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian khalyak ramai.

Baca Juga: Viral Ustaz Hasyim Yahya : Orang Islam Baik Jadi Teroris

Dalam video berdurasi 2 menit 19 detik itu banyak pernyataan-pernyataan Ustaz Hasyim Yahya yang membicarakan soal terorisme.

Hal itu diucapkan Ustadz Hasyim Yahya lewat rekaman video yang mengajak pada terorisme tersebar di media sosial. Video ini mucul saat kejadian bom Gereja Makassar, Minggu (28/3/2021).

Awalnya Ustadz Hasyim Yahya mengatakan orang Islam baik jadi teroris. Ustadz Hasyim Yahya pun menyuruh warganet buka surat Al Anfal ayat 60. Video itu disebar Twitter @nila_mrt.

“Orang Islam yang baik itu yang menjadi teroris. Buka Al Anfal ayat 60, datangkan Kiai siapa, ustaz siapa bahwa orang Islam itu hajib jadi teroris,” kata orang dalam video tersebut.

Ustadz Hasyim Yahya juga menyinggung bahwa semboyan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia bukan berarti bahwa seorang muslim harus melanggar aturan agamanya.

Baca Juga: Geger Ceramah Radikal Hasyim Yahya: Densus 88, BNPT, dan BNN Musuh Islam

Orang yang disebut pendakwa ini mencontohkan bahwa ‘mengheningkan cipta’ dalam upacara bukanlah cara-cara Islam, melainkan cara orang kafir.

“Kita ini harus Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika, silahkan kamu yang mau Bhineka Tunggal Ika. Itu tidak berarti bahwa seseorang muslim yang hidup di negara ini harus melanggar aturan agamanya,” ujarnya.

“Ketika upacara apa, upacara apa, ketika sampe waktu untuk berdoa, kita disuruh mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta ini bukan cara Islam. Ini cara orang kafir, cara orang Hindu, cara orang Nasrani,” tambahnya.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa istilah ‘Suku, Ras, dan Agama’ atau SARA sengaja dibuat oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Misalnya menghalangi wartawan untuk memberitakan kezaliman pada umat muslim.

“Yang SARA, apalagi SARA. Istilah SARA itu adalah senjata ini kaum Nasrani, kaum Hindu, Yahudi, dan lain-lainnya, ketika dia bertindak menzalimi kita, lalu dikatakan pada wartawan ‘ini jangan dimuat, ini adalah masalah SARA,” katanya.

Dalam pernyataannya, ia juga bahkan dengan terang-terangan menyebut bahwa beberapa lembaga negara seperti Detasemen Khusus (Densus), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan Badan Narkotika Nasional adalah musuh kaum muslim.

“Jadi tiga musuh kaum muslimin terbesar di negeri ini adalah Densus, BNPT, dan BNN. Ini adalah musuhnya kaum muslimin,” ujarnya.

Di akhir video, ia juga menyinggung bahwa seorang muslim harus berusaha menjadikan negara ini menjadi negara Islam.

“Kalau benar-benar demikian bahwa sesungguhnya salatku, amal ibadahku, dan hidup-matiku adalah untuk engkau lillahi rabbil alamin, kamu akan berusaha untuk menjadikan negara ini negara Islam, berlakunya syariat Islam,” katanya.

“Mati apa kamu kalau mati bukan Islam? Mati apa kamu wahai yang tentara,wahai yang polisi, wahai yang pejabat, mati apa kamu kalau anu nanti?” tambahnya.

Tidak diketahui apakah video ini asli dan tanpa editan. Namun, video ini telah menarik perhatian banyak warganet.

Load More