SuaraBanten.id - Kerajaan Banten tidak bisa terlepas dari perseteruan antar saudara. Salah satunya selama urun 1596-1609, persaingan untuk menduduki posisi wali raja Banten antara kelompok internal keluarga terus terjadi.
Salah satu tragedi yang paling diingat adalah saat perang saudara akibat pengkhianatan Ratu Fatimah terhadap suaminya, Sultan Zainul Arifin yang menjabat Sultan Banten pada kurun 1733-1750.
Selain itu, ada pula perang saudara yang disebabkan pengkhianatan Sultan Haji kepada ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa dengan bersekutu pada penjajah, Gubernur Jenderal Kompeni pada 17 April 1684.
Namun, saat itu tidak hanya Sultan Haji yang meminta bantuan kompeni, melainkan Sultan Ageng Tirtayasa juga meminta bantuan dari Kerajaan Inggris untuk melawan kekuatan anaknya sendiri.
Baca Juga: Terungkap, Meghan dan Harry Sudah Menikah 3 Hari sebelum Royal Wedding
Fakta tersebut terungkap dalam sepucuk surat tahun 1682 yang dilayangkan Sultan Ageng Tirtaysa kepada Raja Inggris Charles II.
Dibuat dengan kertas Eropa dan huruf Arab, saat ini, surat tersebut disimpan di Public Record Office, London, dengan nomor PROCO 77/14,f.112.
Surat yang ditulis pada tanggal 13 Rabiulawal tahun 1093 H (1682) ini menyampaikan permintaan bantuan dari Sultan Ageng Tirtayasa kepada Raja Inggris untuk berperang melawan putranya.
Untuk diketahui, Kerajaan Banten sejak dulu memiliki perjanjian yang menjelaskan bahwa kedua kerajaan agar saling membantu.
Melalui surat itu pula, Sultan Ageng Tirtayasa berjanji memberikan Batavia atau Jakarta kepada Inggris jika dia berhasil menang.
Baca Juga: Meghan Markel Tuduh Kate Middleton yang Buat Drama Saat Pesta Pernikahan
Berikut isi lengkap surat tersebut,
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Selawat dan salam semoga terlimpah kepada seluruh rasul dan nabi-nabiNya.
Surat ini dari Sultan Abu al-Fath Abdl al-Fath, Sultan Tirtayasa al Mansurah kepada Raja Charles kedua di negeri England, semoga Allah memberikan petunjuk kepadanya ke arah kebenaran, memperbaiki urusannya, memanjangkan umurnya, menyempurnakan nikmat-nikmatNya kepadanya dan memberikan petunjuk keadilan dalam kepemimpinannya dan menambahkan keutamaannya.
Telah sampai kepada kami surat Tuan yang dibawa oleh Kapiten Wudkat dan mesiu yang telah Tuan hadiahkan yaitu sebanyak 200 pikul. Selanjutnya kami beritahukan bahwa anak kami Abu an-Nashr telah menentang dan memerangi kami, tetapi kami pun telah mengalahkannya.
Setelah itu Belanda meminta dan ia berkata kepada mereka, tolonglah kami dan ambillah negeri. Kemudian, mereka pun membantunya melawan kami, maka datanglah pertolongan berupa 14 kapal, lalu kami perintahkan anak kami Pangeran Yogya untuk menguasai benteng dan kami mohon bantuan dari Tuan untuk melawan mereka, karena sejak awal antara kami dan Tuan telah disepakati suatu perjanjian, yaitu jika ada fitnah dari Walanda, maka Tuan akan menolong kami dan jika Tuan memiliki kesibukan maka kami pun akan membantu.
Belanda telah menyerang kami karena kami tengah berperang melawan anak kami, padahal jika urusan anak dengan bapaknya atau suami dengan isterinya, maka tidaklah biasa orang lain mencampuri urusan mereka. Anak kami telah menyerang rakyat Tuan dan rakyat kami karena rakyat Tuan dan rakyat kami menguasai benteng Surosowan. Adapun maksud anak kami adalah agar mereka keluar dari benteng dan setelah itu masuklah Belanda ke Surosowan.
Ketika rakyat kami sedang mempertahankan benteng, Belanda telah menugaskan tiga orang (kepada anak kami) untuk menembakkan meriam. Rakyat Tuan banyak memberi bantuan kepada kami di benteng dan tempat-tempatlainnya dan segala yang kami butuhkandari mereka seperti mesiu dan lain-lain.
Sebagaimana Belanda menolong anak kami, maka kami pun memohon bantuan dari Tuan untuk melawan mereka. Adapun maksud kami yaitu, kami dan Tuan tetap bersatu seperti semula. Dan apabila Tuan berperang melawan Belanda, maka insyaallah ta’ala kami (yang akan) berada di daratan dan Tuan di lautan. Kami akan berikan kepada Tuan, Jakarta. Dan pembicaraan ini cukup melalui pembawa surat, yaitu Kapiten Thomas yang kapalnya bernama Eskimo Afrikan. Pada hari Senin, tanggal 13 Rabi’ulawal tahun hijriah 1093
Artikel ini melansir BantenHits yang bersumber dari “Perang, Dagang, Persahabatan; Surat-surat Sultan Banten” karya Titik Pudjiastuti.
Berita Terkait
-
Undang Warga di Rumah Dinas, Kemiripan Taktik Ridwan Kamil dengan Belanda saat Tangkap Pangeran Diponegoro
-
Andil Tijjani Reijnders di Balik Keputusan Eliano Reijnders Pilih Timnas Indonesia
-
Terkuak Alasan Thom Haye Langsung Balik ke Belanda Usai Timnas Indonesia Hajar Arab Saudi
-
Media Belanda Soroti Kemenangan Timnas Indonesia: Skuadnya Mirip Tim Oranje
-
Sebut Timnas Indonesia 'Rasa Belanda', Media Asing akan Malu Jika Tahu Top Skor Garuda Saat Ini
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Berapa Harga Garmin Venu 3 dan Spesifikasinya
-
Eks Kabid BPBD Banten Dituntut 4 Tahun Penjara Gegara Pengadaan Laptop Fiktif
-
Tabrakan Mobil Polisi di Cadasari Pandeglang Diduga Dipicu Karena ODGJ Ngamuk
-
AC Terasa Kurang Dingin? Ini Kemungkinan Penyebabnya
-
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Tangerang Tanggapi Kericuhan Konfercab