SuaraBanten.id - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning menyampaikan pesan menohok kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja (raker dan rapat dengar pendapat (RDP) di kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa hari ini.
Dalam rapat itu, Ribka menyoroti soal harga vaksin Corona yang berbeda-beda. Di depan Menjkes Budi, Ribka mengaku masih masih bingung dengan keputusan pemerintah yang sempat menyebut bakal menggratiskan vaksin Covid-19. Pasalnya, harga vaksin sendiri tersedia mulai dari yang terendah hingga jutaan rupiah.
"Saya tanya ini yang mau di-gratisin semua rakyat ini yang mana? wong ada empat, lima macam ada yang harga Rp 584 ribu, ada yang Rp 292 ribu, ada yang Rp 116 ribu, ada yang Rp 540 ribu sampe Rp 1.080.400, ada yang Rp 2.100.000. Pasti yang murah kalau orang miskin," kata Ribka dalam Raker dan RDP di Komisi IX, Kompleks Parlemen, Selasa (12/1/2021).
Ribka pun mengangkat persoalan beragamnya harga tes pendeteksi Covid-19 di sejumlah rumah sakit. Menurutnya tidak ada batas harga eceran tertinggi yang ditetapkan di setiap rumah sakitnya.
Ia mengambil contoh dari salah satu rumah sakit yang menyediakan fasilitas tes swab Covid-19 dengan harga Rp 6.500.000 untuk hasil cepat dan Rp 3.500.000 untuk hasil tiga hari.
"Loh ini patokannya emang lama pemeriksaannya apa karena duitnya?" tanya Ribka kebingungan.
Melihat kondisi lapangannya seperti itu, ia jadi ingat akan pola 'bisnis' sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yakni mulai dari penjualan APD, kemudian vaksin yang bakal ramai mulai saat ini dan nantinya ia memperkirakan akan ribut soal obat.
Ribka pun menilai Budi paham dengan pola 'bisnis' tersebut karena berlatar belakang bidang perekonomian. Ia mengingatkan kepada Budi selaku Menkes anyar untuk tidak coba-coba berbisnis kepada rakyatnya sendiri.
"Ini kan jago ekonomi nih menterinya, nah, ayo, wamennya BUMN pasti ditaruh buat begitu dah, abis ini stunting sudah tahu nih, sudah dipola kaya begitu kesehatannya nih untuk dagang," ujarnya.
Baca Juga: Dicap MUI Halal dan Suci, Menag Yaqut: Vaksin Sinovac Tak Mengandung Babi
"Saya cuma ingatkan nih ama adinda menteri nih, negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya loh. Tidak boleh, mau alasan apa saja tidak boleh. Saya yang paling kenceng nanti tuh memasalahkan itu."
Berita Terkait
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Ribka Tjiptaning PDIP: Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat' Tak Pantas Jadi Pahlawan!
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
-
Cengkeh Terkontaminasi Radioaktif? Begini Penjelasan Lengkap Pemerintah Soal Kasus Lampung Selatan
-
Urban Sneaker Society 2025 JICC: Kolaborasi Kreatif Didukung BRI dan BRImo Tampilkan Produk Seru
-
Serap Aspirasi Warga, Dede Rohana Terima Aduan Soal Infrastruktur dan Truk ODOL
-
Strategi Diversifikasi Berbuah Manis, J Trust Bank Perkuat Laba dan Modal di 2025
-
558 Ton Material Radioaktif di Cikande Diamankan, Ini Kabar Terbaru Nasib 22 Pabrik!