Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 23 Desember 2020 | 21:10 WIB
Suasana Huntara Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, yang menjadi lokasi para korban tsunami Banten, Rabu (23/12/2020). [Suara.com/Saepulloh]

SuaraBanten.id - Kondisi Hunian Sementara (Huntara) Kampung Pasir Malang, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, yang ditempati korban tsunami Banten kondisinya memprihatinkan.

Selain becek, akses jalan yang dulunya bisa dilalui kendaraan roda empat. Kini sudah menjadi jalan setapak.

Terlihat seperti tak terawat, sebagian tempatnya ambruk setelah tanahnya ambles alias longsor. Bahkan juga sudah ditumbuhi rerumputan.

Pasca bencana tsunami Banten menerjang pada 22 Desember 2018, ratusan jiwa tinggal di Huntara Sumber Jaya.

Baca Juga: Kilas 2 Tahun Tsunami Banten: Kembali ke Titik Nol

Huntara Sumber Jaya Sumur terdiri dari 220 unit. Terdiri dari tiga kompleks yang dibangun oleh tiga nank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Di antaranya kompleks Mandiri sebanyak 40 unit, BRI 100 unit dan BNI sebanyak 80 unit. Namun kini hanya 70 unit yang terisi.

"Sejauh ini ada yang masih bertahan di Huntara. Ada juga yang sudah pindah ke kampung, karena orang tuanya punya rumah. Yang masih bertahan ini sekitar 70 KK itu gak punya rezeki untuk (bangun rumah) sehingga masih bertahan," ungkap Udin, korban tsunami Banten, kepada SuaraBanten.id—grup Suara.com—Rabu (23/12/2020).

Untuk blok BRI dan Mandiri sebagian sudah ditinggalkan karena sudah tidak bisa ditempati karena ambles. Sebab tanah yang ditempati labil sehingga tidak kuat saat di hantam air hujan secara terus-menerus.

Salah satu Huntara yang ambruk ditempati Udin. Sejak ambruk Udin meminjam Huntara yang ditinggalkan pemiliknya.

Baca Juga: Tsunami Sering Terjadi di Desember? Ini Data BMKG

Menurutnya, lokasi Huntara tanahnya labil karena sebagian lahan merupakan tahan urugan, sehingga dengan mudah ambles.

"Kondisi tempat tinggal saya seperti ini sudah longsor, sudah tidak diperbaiki. Sekarang saya pindah ke atas pinjam sama orang Huntara yang gak di sini," paparnya.

Lahan Huntara yang ambles terjadi di beberapa titik setelah diterjang musim hujan dua minggu lalu.

Saat kejadian, banyak warga yang panik karena kejadian tersebut datang secara tiba-tiba.

"Sejak musim hujan kemarin (ambles) gak ada sih yang luka mah. Cuman pada panik pas kejadian karena kejadiannya tiba-tiba," tuturnya.

Kondisi Huntara di Kampung Pasir Malang, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu (23/12/2020). [Suara.com/Saepulloh]

Akses Jalan

Soal akses jalan, Udin mengaku, bersama korban tsunami lainnya beberapa kali telah memperbaiki. Namun hal itu belum cukup karena membutuhkan biaya untuk membeli material.

Warga mengaku sudah meminta bantuan kepada pemerintah desa dan kecamatan. Namun belum ada respons.

"Kalau digolor kan perlu dana. Kita minta bantuan ke desa, ke kecamatan, gak di respons. Tadinya kita pengen direspons, (bantuan) batu atau apalah," terangnya.

Untuk itu, Udin mendesak Pemkab Pandeglang segera membangunkan Huntap untuk mereka karena kondisinya sudah cukup memprihatinkan. Di sisi lain Huntap korban tsunami Banten di daerah lain sudah dibangun.

"Harapan saya untuk Huntara Pasir Malang mohon disegerakan bangunannya," pintanya.

Suasana Huntara Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, yang menjadi lokasi para korban tsunami Banten, Rabu (23/12/2020). [Suara.com/Saepulloh]

Respons Keluhan

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemkab Pandeglang merespons keluhan korban tsunami Banten yang masih menempati Hunian Sementara (Huntara) di Kampung Pasir Malang, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB, Rifai menyebut, kendala yang dihadapi pembangunan Huntap untuk korban tsunami di Sumber Jaya karena persoalan lahan.

Namun menurutnya, anggaran pembebasan lahan telah dianggarkan oleh Pemkab Pandeglang.

"Lahan sudah disiapkan oleh APBD Kabupaten, mudah-mudahan ini segera," kata Rifai usai penyerahan kunci Huntap korban tsunami di Desa Banyu Mekar, Kecamatan Labuan, Selasa (22/12/2020).

Kontributor : Saepulloh

Load More