Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 02 Desember 2020 | 13:19 WIB
Identitas diri Afriyani, TKW yang ditemukan tewas dalam koper di Mekkah, Arab Saudi. [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]

Saat itu, Umiyati mengaku tidak memiliki firasat buruk apapun tentang putrinya. Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) luar negeri juga karena niatnya ingin membantu ekonomi keluarga.

"Awalnya saya sempat melarang karena dia masih di bawah umur. Tapi dia tetap ingin pergi melihat temannya sudah sukses katanya di sana," tandasnya.

"Saya pun sempat dikasih uang Rp 200 ribu dari putri saya. Dia dikasih uang Rp 3 juta dari sponsor untuk mengurus paspor," lanjutnya.

Ilustrasi mayat dalam koper. (Suara.com/Agus H)

Umiyati menuturkan putrinya mengetahui perusahaan sponsor tersebut dari temannya yang juga seorang TKI di Arab Saudi. Karena itu Afriyani memutuskan ingin mengikuti temannya itu.

Baca Juga: Mayat Dalam Koper di Mekkah, Afryani Dipulangkan ke Kronjo Tangerang

"Anak saya bisa berangkat dan tahu perusahaan sponsor di Jakarta itu karena temannya yang juga TKI. Sebelum itu anak saya itu bekerja tapi berhenti karena mau ikut jadi TKI," ungkapnya.

Sejak itu, Umiyati mau tak mau merelakan putrinya pergi ke luar negeri menjadi TKI.

Dia pun sempat menasihati anaknya untuk berhati-hati di negeri seberang.

"Saya sempat pesan sama dia kalau sudah kerja di sana yang nurut sama bos. Kerja baik-baik saja, hati-hati dan jangan tinggalkan salat," paparnya.

Kini Umiyati hanya berharap jenazah anaknya dipulangkan ke rumahnya untuk disemayamkan.

Baca Juga: 6 Fakta Baru Penemuan Mayat WNI dalam Koper di Mekah

"Kalau memang sudah meninggal jenazahnya kalau boleh dibawa ke sini. Sampai sekarang saya juga belum mendapat kejelasan, makanya sebenarnya masih tidak percaya," imbuhnya.

Rajin Ibadah

Umiyati menyebut sosok putrinya merupakan anak yang penurut dan baik kepada teman-temannya.

"Dia itu selain berbakti kepada orang tuanya, juga baik hati sama teman-temannya. Orangnya tuh royal dan enggak perhitungan sama teman apalagi saya emaknya," ucapnya.

Umiyati melanjutkan, selama bersekolah di Yayasan Nurul Ihsan Kresek (SMU) hingga menamatkan tahun 2018, Afriyani sering mengajak temannya ke rumah.

"Dari sekolah sampai lulus, teman-temannya sering diajak ke rumah untuk sekadar makan dan ngobrol. Makan di sini juga seadanya saja," paparnya.

Load More