Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 27 November 2020 | 10:09 WIB
Miftachul Akhyar

Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020.

KH Miftachul Akhyar juga tercatat sebagai pendiri Pondok Miftachus Sunnah di Kedung Tarukan. Ia disebut-sebut mulai mendirikan pesantren tersebut mulai dari nol.

Awalnya ia hanya berniat mendiami rumah sang kakek, tetapi setelah melihat fenomena pentingnya nilai religius di tengah masyarakat setempat, maka mulailah beliau membuka pengajian.

Padahal konon, kampung Kedung Tarukan terkenal sejak lama menjadi daerah yang tidak ramah pada dakwah para ulama.

Baca Juga: Menjadi Ketua MUI, Ini Sosok KH Miftachul Akhyar

Namun berkat akhlak dan ketinggian ilmu yang dimiliki KH Miftachul Akhyar, beliau berhasil mengubah kesan negatif kampung tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

Sidang Munas MUI yang berlangsung pada Jumat 27 November 2020 pukul 00.00 sampai 01.30 WIB di Hotel Sultan, Jakarta, menetapkan Pimpinan Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025.

Ketua Umum MUI demisioner sekaligus Ketua Tim Formatur KH Ma’ruf Amin memimpin jalannya rapat dengan menerima masukan dari banyak pihak.

Pimpinan harian MUI 2020-2025 memang diisi beberapa kalangan muda yang sudah lama aktif di MUI. Beberapa nama baru juga muncul karena aspek kualifikasi dan keterwakilan ormas.

Sekretaris Tim Formatur sekaligus sekjen MUI demisioner Buya Anwar Abbas menyampaikan, pemilihan pengurus MUI memang melibatkan banyak aspek.

Baca Juga: Miftachul Akhyar Terpilih Jadi Ketua Umum MUI Periode 2020-2025

MUI sebagai tenda besar umat Islam, sidang formatur memprioritaskan tiga hal utama yaitu keterwakilan, integritas, dan kompetensi.

Load More