SuaraBanten.id - Rentetan cedera mulai menghantui para pesepakbola dunia. Kondisi itu pun membuat gelandang tim nasional (Timnas) Jerman, Toni Kroos mengkritik keras UEFA dan FIFA atas jadwal atas semakin padatnya jadwal pertrandingan pasca digulirkannya kompetisi baru seperti UEFA Nations League.
UEFA Nations League adalah liga internasional baru yang diwadahi UEFA dengan peserta dari negara-negara Eopa. Ajang ini telah berlangsung sejak 2018.
Kehadiran UEFA Nations League yang dimainkan pada jeda internasional, membuat para pesepakbola mau tak mau bakal memainkan laga lebih banyak dari sebelum kompetisi itu digulirkan.
Sebelum adanya UEFA Nations League, jeda internasional biasanya hanya diisi oleh laga persahabatan antar negara yang levelnya tidak sekompetitif kompetisi resmi.
Khusus tahun ini, jadwal pertandingan baik di liga domestik maupun internasional berlangsung begitu padat, yang merupakan dampak dari pandemi virus Corona.
Bukan kebetulan apabila jelang pergantian tahun, rentetan cedera banyak membekap para pesepakbola, tak terkecuali yang tampil untuk klub-klub besar.
Setelah Trent Alexander-Arnold, Luke Shaw, Virgil van Dijk, Ansu Fati, dan beberapa nama lain, kini Joe Gomez milik Liverpool jadi pesekabola teranyar yang dibekap cedera di tengah jadwal yang begitu padat.
Pendapat itu diperkuat oleh komentar pelatih kepala Timnas Inggris, Gareth Southgate yang meyakini jadwal padat tahun ini menjadi biang keladi cederanya Gomez saat memperkuat The Three Lions.
Toni Kroos menganggap apa yang dilakukan UEFA dan FIFA hanyalah soal uang. Menggulirkan kompetisi baru atau format baru dengan tujuan komersil disebutnya hanya akan memeras keringat para pesepakbola lebih dalam lagi.
Baca Juga: Pelatih Timnas Italia Roberto Mancini Positif Covid-19, Begini Kondisinya
"Sudah jelas dengan kompetisi baru yang diciptakan ini, kami hanyalah boneka untuk FIFA dan UEFA," kata Toni Kroos dikutip dari AS, Kamis (12/11/2020).
Kompetisi baru dirancang seperti Nations League atau perluasan Piala Dunia Antarklub untuk memaksimalkan keuntungan dan dengan demikian itu hanya mendorong fisik pemain hingga batasnya."
Di samping UEFA Nations League, Kroos juga mengkritik rencana UEFA untuk mengganti Liga Champions dengan Liga Super Eropa. Hal itu dianggapnya bertentangan dengan semangat sepakbola.
Liga Super Eropa akan diperuntukan sebagai ajang kompetisi antarkesebelasan besar yang sudah memiliki tradisi di Eropa. Namun tak menutup kemungkinan juga kesebelasan lain bisa berpartisipasi.
Format baru itu dikhawatirkan akan semakin memperlebar jurang antara segelintir tim dengan klub-klub raksasa Eropa.
"Kadang-kadang yang terbaik adalah membiarkan segala sesuatunya sebagaimana adanya." tegas gelandang Real Madrid tersebut.
Berita Terkait
-
Gareth Southgate: Padatnya Jadwal Penyebab Cedera Joe Gomez
-
Hasil Lengkap Laga Persahabatan Semalam: Jerman dan Belgia Menang Tipis
-
Perjuangan Marcus Thuram Tembus Timnas Prancis Tanpa Nama Besar Sang Ayah
-
Virgil van Dijk Absen, Wijnaldum Jadi Kapten Timnas Belanda
-
Video Masturbasi Viral, Artem Dzyuba Dicoret dari Timnas Rusia
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Kompresor AC vs Kulkas: 5 Perbedaan Utama dan Manfaatnya
-
CSR PIK2 dan BNI Dorong Kemandirian UMKM Teluknaga Lewat Pendampingan Bisnis
-
Program Desa BRILiaN BRI Telah Bina 4.909 Desa di Seluruh Indonesia
-
BRI Dukung Akad Massal KUR bagi 800 Ribu Debitur dan Luncurkan Kredit Program Perumahan
-
Menapaki Usia ke-130, BRI Tegaskan Komitmen sebagai Satu Bank Untuk Semua