SuaraBanten.id - Penanganan yang tepat merupakan kunci kesembuhan bagi pnemonia. Pasalnya, temuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut bahwa pneumonia atau radang paru-paru jadi sebab kematian pada balita dan anak terbesar di Indonesia. Sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat pneumonia menyumbang 14 hingga 16 persen dari total kematian anak Indonesia.
Sayangnya, di masa pandemi ini, banyak orang kesulitan membedakan antara pneumonia dan Covid-19. Hal ini lantaran kedua penyakit ini memiliki gejala yang hampir serupa.
Ketua UKK Respirologi IDAI dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) menjelaskan pneumonia adalah penyakit yang menyerang paru-paru yang bersifat akut, dan bisa menyebabkan kematian, sama seperti Covid-19.
"Sedangkan penyebab pneumonia sendiri adalah infeksi yang disebabkan berbagai macam bakteri, yang paling banyak adalah bakteri Streptococcus penumoniae, kemudian bakteri HIV, dan bakteri staphylovoccus aureus," terang dr. Nastiti dalam diskusi Webinar Kemenkes RI beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Takut Covid-19 saat di Kantor? Begini Cara Aman Lindungi Diri
Selain bakteri, pneumonia juga bisa disebabkan oleh berbagai virus. Virus itu di antaranya influensa hingga SARS CoV 2, virus yang menyebabkan sakit Covid-19. Itu sebabnya, Covid-19 sendiri termasuk penyakit pneumonia, karena sama-sama menyebabkan peradangan di paru-paru.
Tapi yang harus digarisbawahi, Covid-19 secara spesifik disebabkan oleh virus SARS CoV 2. Dampak Covid-19 juga bisa tidak bergejala dan bisa bergejala berat hingga menyebabkan kematian.
"Bagaimana cara membedakannya, itu sulit. Dari gejalanya memang mirip pneumonia yang disebabkan oleh virus atau bakteri," aku dr. Nastiti.
Maka, menurutnya, satu-satunya cara untuk mendiagnosis pneumonia yang disebabkan Covid-19 atau penyakit lainnya, adalah dengan melakukan swab test, yang juga digunakan untuk mendiagnosis Covid-19.
"Ada Covid-19 tanpa gejala, tapi untuk membedakannya agak sulit, harus dilakukan swab test tadi," tutupnya.
Baca Juga: PBB Indonesia: Distribusi Vaksin Covid-19 Perlu Kebijakan Inklusif
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Membuat Tagihan Listrik Membengkak
-
Klaim 9 Link DANA Kaget Hari Ini, Cocok Buat Modal Libur Akhir Pekan
-
Pemkab Serang Siapkan Rp2,2 Miliar untuk Pengadaan Rumah dan Mobil Dinas Ratu Zakiyah
-
5 Link DANA Kaget Hari Ini, Klaim Sekarang Auto Cuan!
-
Jadi Tersangka Usai Minta Jatah Proyek, Kasus Pemerasan Ketua Kadin Cilegon Kembali Mencuat