SuaraBanten.id - Seorang pengantin muda bunuh diri setelah masuk Islam atau mualaf. Pengantin pria bunuh diri di pohon Jalan Teuku Umar.
Kisah tragis itu terjadi Sabtu (31/10/2020) pagi pekan lalu. Bahkan sampai saat ini alasan pengantin pria itu bunuh diri masih misterius.
Si pengantin pria itu bernama Bulewong (23). Dia baru saja menikahi Nadia, kekasihnya. Bahkan Bulewong rela pindah agama demi bisa menikah dengan Nadia.
Kisah tragis ini berawal dari kedatangan Nadia mengenalkan Bulewong ke sepupunya, Morgan (47), Selasa (27/10/2020).
Baca Juga: Pengangguran Janji Mau Bunuh Diri Jika Dapat Kerja, Berakhir Sangat Tragis
Nadia yang berasal dari Mamuju, tiba di Kota Tepian disambut oleh Bulewong. Sepasang kekasih ini akhirnya kembali bertemu, sejak tiga tahun lamanya terpisah oleh jarak.
Bulewong kemudian membawa Nadia untuk menginap semalam di Mess Tempat Kerjaan Bulewong di Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara.
Keesokan harinya, keduanya kemudian mengunjungi kediaman kerabat Nadia yang ada di Samarinda, Morgan. Selama beberapa hari, keduanya memutuskan untuk menginap di sana.
"Karena takut dibilang zina sama warga karena menginap di sini, jadi mereka memutuskan untuk menikah," ungkap Morgan pada Senin (2/11/2020).
Sebelum melangsungkan pernikahan, pada Jumat (30/10/2020) siang, Bulewong meminta tolong kepada Morgan untuk membantunya menjadi seorang mualaf.
Baca Juga: Detail Kematian Park Ji Sun dan Ibunya yang Diduga Bunuh Diri
Malam harinya, mereka pun melangsungkan pernikahan di kediaman Morgan.
"Siangnya dia pindah agama, saya yang mengantarkan. Malamnya melangsungkan pernikahan," ucap Morgan sembari menunjukkan bukti secarik kertas berbentuk sertifikat tanda Bulewong telah berstatus seorang muslim.
Acara pernikahan itu diselenggarakan secara sederhana dengan khidmat dan penuh rasa bahagia.
Selang beberapa waktu kemudian, tepatnya pada pukul 21.00 WITA, Bulewong izin kepada Nadia untuk bertemu temannya perihal meminjam motor.
Sekitar pukul 01.00 WITA Sabtu (31/10/2020) dini hari, Bulewong kembali ke rumah Morgan. Kala itu Bulewong nampak sedang gundah hingga tak bisa tidur.
"Malam itu dia tidak ada tidur, minum kopi dibuatkan istrinya," lanjutnya.
Sekitar pukul 05.00 WITA, Bulewong kemudian kembali minta izin kepada Istrinya keluar rumah untuk membeli obat. Sejak kepergiannya itu, Bulewong tak kunjung kembali pulang.
Hingga akhirnya sekitar pukul 07.00 WITA, Nadia yang sedang gelisah menunggu suaminya balik ke rumah, mendapatkan kabar mengejutkan. Bulewong Ditemukan tewas gantung diri oleh warga.
"Dia pergi pamit beli obat katanya, itu dia nggak bawa handpone. Gelisah istrinya. Tahunya sudah meninggal. Kami juga tahunya dari Facebook, grup Busam. Saya langsung ke lokasi, ternyata benar dia (Bulewong)," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Warga Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda digegerkan dengan temuan sosok pria yang tewas gantung diri di wilayah tersebut pada Sabtu (31/10/2020) pagi.
Jasad Bulewong (23) ditemukan warga tergantung di salah satu pohon yang berada di Jalan Teuku Umar Kecamatan Sungai Kunjang. Padahal di malam sebelumnya, pada Jumat (30/10/2020), Bulewong melangsungkan pernikahan dengan gadis idamannya sejak SMA, Nadia (20)
Penemuan sosok mayat yang sempat menggegerkan warga setempat itu diketahui Marjudi, Ketua RT 35. Marjudi menjelaskan, penemuan mayat itu ditemukan kali pertama oleh seorang pengendara yang sedang melintas di jalan tersebut.
Ketika itu, saksi melihat motor Suzuki Satria FU terparkir di pinggir jalan. Curiga dengan hal tersebut, saksi mata kemudian mencari tahu siapa pemilik motor itu.
Alangkah terkejutnya, saksi kemudian menemukan sesosok pria dengan keadaan tergantung di pohon yang tak jauh dari lokasi terparkirnya motor tersebut.
Setelah mendapatkan laporan itu, Marjudi lalu menuju ke lokasi penemuan mayat itu. Disana Marjudi mendapati jasad pria mengenakan jaket hitam dan celana berwarna cokelat dalam posisi leher terikat di pohon.
Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
Berita Terkait
-
Perwira Israel Bunuh Diri Setelah Dipanggil Tugas Aktif, Picu Kekhawatiran Lonjakan Kasus Serupa
-
Detik-Detik Ibu dan 2 Anak Lompat dari Air Terjun Niagara, Rekaman CCTV Terungkap?
-
Novel Second Sister: Penyelidikan Dugaan Bunuh Diri Akibat Cyber Bullying
-
Novel Awan-Awan di Atas Kepala Kita: Bunuh Diri saat Ulang Tahun ke-19
-
Ibu dan Anak di Karawang Tewas Gantung Diri, Suami Baru Pulang Kerja Langsung Syok Berat
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
-
Emiten Makanan Cepat Saji KFC Gigit Jari, Kini "Jagonya" Rugi
-
Prabowo Hapus Utang UMKM, Bikin Rugi Bank?
-
Politisi Gerindra Usul TNI Jadi Petugas Haji, Segini Gajinya
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
Terkini
-
Ustaz di Serang Dipolisikan Gegara Remas Payudara Seorang Remaja Putri
-
Dewan Pers Dukung Penuh BRI Fellowship Journalism 2025
-
Publikasikan Indeks Bisnis UMKM Triwulan III 2024, BRI Sebutkan Perlu Penguatan Daya Beli
-
Paguyuban Warga Sunda Cilegon Dukung Robinsar-Fajar di Pilkada Cilegon 2024
-
Oknum Polisi Ditpolairud Polda Banten Diduga Aniaya Wanita Hingga Tewas Karena Mabuk