Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 23 Oktober 2020 | 13:07 WIB
Warga melintas di depan wisma PKP RI Pandeglang, Kamis (22/10/2020). Warga tak mau menempati gedung tersebut meski sudah habiskan APBD ratusan juta [Suara.com/ Saepulloh]

Hal tersebut jelas saja membuat Tim Gugus Tugas tidak bisa berbuat banyak. Terlebih, Sule khawatir akan membuat gaduh masyarakat. 

"Banyak pertimbangan ada dari keluarganya. Akhirnya kita gak bisa maksa, khawatir nanti dampaknya resah di masyarakat,"ungkapnya.

Mengetahui hal ini, Pemkab Pandeglang lantas mengambil langkah persuasif agar para pasien bersedia melakukan isolasi di PKPRI. 

"Jadi kita ambil langkah persuasif ayo kita kalau di rumah gak memungkinkan, kalau dia OTG sendiri terkonfirmasi sementara anggota keluarganya negatif. Kan itu isolasi nya lebih baik di PKPRI dari pada di rumah, takut menularkan ke yang lain,"ujarnya.

Baca Juga: Pemkot Tak Larang Wisatawan Berlibur ke Bogor Long Weekend Nanti

Sule meminta kepada semua pihak terutama pihak kecamatan di Pandeglang untuk menyebarkan informasi terkait keberadaan rumah isolasi mengadopsi Wisma Atlet Jakarta.

"Jangan sampai masyarakat gak tahu ada tempat Wisma Atlet versi Pandeglang. Karena Tim Satgas di tingkat kecamatan belum menyampaikan secara terus menerus,"ungkapnya.

Kasus terkonfirmasi di Pandeglang terpantau meningkat karena adanya tracking yang dilakukan jajarannya. Mereka juga menargetkan 12 ribu tes swab guna memutus rantai penularan.

Sule membeberkan, berdasarkan data Swab test yang dimiliki Tim Gugus saat ini baru menyentuh diangkat 6 ribu lebih atau 50 persen. 

"Hari ini kita masukan 400 sample (swab test). Ngejar akhir tahun harus sampai 12 ribu,"imbuhnya.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang Akhir Oktober, Prokes Tempat Wisata Bali Diperketat

Penegakan protokol kesehatan juga diakuinya semakin menurun. Masyarakat harusnya bisa menyadari secara mandiri tanpa diingatkan.

Load More