SuaraBanten.id - Setelah dilaporkan polisi di Jember, kini Gus Nur dilaporkan ke Kepolisian Daerah Banten. Tak tanggung-tanggung ada 5 ormas yang melaporkan.
Kelima ormas ini adalah Pagar Nusa, Anshor, Fatayat, Banser, dan Rijalul Anshor. Semua ormas sayap NU.
Gus Nur dilaporkan ke polisi karena pernyataannya tentang Nahdlatul Ulama di Youtube Refly Harun. Gus Nur dilaporkan warga resmi Nahdlatul Ulama (NU) Kota Serang, Provinsi Banten.
Mereka mendatangi Mapolda Banten, Rabu (21/10/2020) sore kemarin.
Baca Juga: Bongkar 'Borok' NU Era Jokowi, Gus Nur Dicari Warga Nahdlatul Ulama Banten
Selain polisikan Gus Nur, NU Serang juga mempolisikan pengamat politik Refly Harun. Mereka dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.
Perwakilan pelapor, Ki Matin Syarkowi menduga kuat adanya penghinaan, ujaran kebencuan, pencemaran nama baik NU yang dilakukan oleh Gus Nur.
Sementara Refly Harun turut dilaporkan karena dianggap secara sengaja membuat konten dan menyebarkan video yang berisi dugaan penghinaan, kebencian, permusuhan dan pencemaran nama baik NU.
"Setelah saya dari para generasi muda NU diperlihatkan konten Youtube Refly Harun, yang saya pikir sudah menyebar luas di mana-mana itu," ucap Ki Matin Syarkowi kepada awak media usai membuat laporan di Mapolda Banten, Rabu (21/10/2020) petang.
"Sebagai narasumber adalah Gus Nur, dia itu memang kuat dugaan ada ujaran kebencian. Ini otomatis didalamnya juga ada fitnah, jelas akan menimbulkan rasa permusuhan," sambungnya.
Baca Juga: Tak Disangka dan Diduga, 4 Pekerjaan Gus Nur Dibongkar Denny Siregar
Meski dirinya memaafkan perbuatan kedua orang tersebut, namun hukum harus tetap berjalan.
"Hari ini kita hadir sebagai elemen penumpang itu, ada Pagar Nusa, Anshor, Fatayat, Banser, Rijalul Anshor dan masyarakat. Harapannya ada tindaklanjut, syukur-syukur diadili di sini (Banten). Kita akan kawal sampai tuntas," tegasnya.
Ia juga menyebut, ada penipuan besar yang dilakukan oleh Gus Nur melalui narasi yang disampaikan Gus Nur terkait ia pusing usai turun dari bus, sebagai analogi NU.
Ia berpendapat, Gus Nur bukanlah penumpang di NU melainkan penumpang gelap.
"Betapa bencinya Gus Nur terhadap seluruh warga NU, karena dia menyebut penumpang, lalu ini kan saya menafsirkan, menganggap bahwa NU itu dituduh dan difitnah oleh si Gus Nur itu sebagai peminum karena ada kata mabok dan teler. Kemudian buka aurat seolah kita main telanjang, porno, perokok dan lain-lain," ungkapnya.
Selain itu, ia turut menyayangkan Refly Harun yang dianggap sebagai sosok intelektual namun malah menyebarkan konten narasi kebencian dan dapat menimbulkan perpecahan.
"Refly Harun itu kan profesor, seorang intelek, masa tidak memahami kebebasan itu seperti apa. Masa tidak bisa membedakan mana narasi kedengkian. Seorang intelektual jelas akan berpengaruh kepada masyarakat, membodohi artinya," tukasnya.
Polemik Gus Nur mencuat saat sesi wawancara dengan Refly Harun dalam sebuah channel youtube. Gus Nur mengibaratkan NU sebuah bus yang di dalamnya berisi orang liberal, mabuk dan suka dangdutan.
Dalam video itu, awalnya Gus Nur menceritakan pandangannya tentang NU. Sampai akhirnya Gus Nur mengaku sering bersentuhanetika dirinya mulai berdakwah. Gus Nur mengaku kala itu sering dikawal banser dan hubungannya dengan NU sangat baik.
"Sebelum saya mendapat hidayah, saya nggak paham apa itu NU kultural, apa itu NU struktural. Yang saya tahu, saya NU, mbah saya NU, itu saja. Pokoknya NU, gitu aja. Dan itulah pemahaman Nadhliyin pada umumnya," terang Gus Nur dalam wawancara tersebut.
"Tapi setelah rezim ini lahir, 180 derajat berubah," ucap Gus Nur.
"Saya ibaratkan NU itu sekarang bus umum, sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya ugal-ugalan dan penumpangnya itu kurang ajar semua. Perokok juga, nyanyi juga, buka-bukaan aurat juga, ndangdutan juga," tambah Gus Nur.
"Jadi kesucian NU yang saya kenal itu nggak ada sekarang ini," sambung Gus Nur.
Berita Terkait
-
Garda Bangsa Nantang 'Perang', Banser dan Pagar Nusa Pilih Tabayyun: Kalau Benar, Ya Kita Terima
-
Kumpulkan 100 Ribu Pasukan di Tengah Polemik dengan PKB, PBNU: Ada yang Jual Kita Borong
-
Belum Dipecat, Fatayat NU Beri Sanksi Dua Anggota yang Temui Presiden Israel
-
Buntut Bertemu Presiden Israel, Munawir Aziz Dinonaktifkan dari Stafsus Pj Bupati Kudus
-
Makin Jadi, Erick Thohir Ditawarkan Jadi Mentor Fatayat NU
Tag
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
Terkini
-
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Tangerang Tanggapi Kericuhan Konfercab
-
Pelaku Penganiayaan Sekuriti di Serang Ditangkap, Salah Satunya Anak Anggota DPRD Banten
-
Truk Tanah di Teluknaga Tangerang Lindas Bocah 9 Tahun Hingga Kakinya Remuk
-
Ustaz di Serang Dipolisikan Gegara Remas Payudara Seorang Remaja Putri
-
Dewan Pers Dukung Penuh BRI Fellowship Journalism 2025